MENGATASI RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS X MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PERBANTUAN CARD SLOT
A. INFORMASI UMUM
LPTK : UNIVERSITAS SILIWANGI
Lokasi pelaksanaan PPL : SMKS 1 JULI Cikajang kelas x otomatisasi perkatoran
Ruang lingkup : Sekolah menengah kejuruan KCD XI
Tujuan yang inngin dicapai : meningkatkan daya literasi siswa dalam memahami
Peristiwa sejarah pada mata pelajaran sejarah Indonesia
Penulis : Aldi Fajar Nugraha
Tanggal praktek : 23 Januari 2024
Topik pembelajaran : konsep kerajaan islam
Berdasarkan survei
yang dilakukan oleh Program of
International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, minat baca
Indonesia menempati peringkat ke-89 dari 79 negara. Dengan kata lain, Indonesia
masuk dalam bagian 10 negara yang memiliki tingkat literasi terendah di antara
negara-negara yang disurvei, ini terasa saat penulis melakukan pembelajaran
dikelas, banyak siswa tidak bisa mengambil atau menyimpulkan isi dari sebuah
paragraph apalagi dalam memahami suatu peristiwa sejarah, maka dalam kesempatan
PPL PPG Dalam Jabatan ini saya mencoba membuat sebuah solusi untuk merangsang
siswa agar mau untuk membaca, cara saya mengatasi permasalah tersebut adalah
dengan membuat sebuah inovasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
yang dirasa bisa efektif dalam merangsang daya literasi siswa, bagaimana
penulis melakukannya dan apakah model pembelajaran ini efektif, berikut
pemaparannya .
C. SITUASI
Situasi yang dimaksud adalah kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa best practice (praktik baik) ini penting dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab mahasiswa PPG Daljab. Dalam hal ini Situasi atau kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah :
1. banyak siswa/i yang tidak bisa mengambil kesimpulan terkait sebuah peristiwa sejarah.
2. kondisi sekolah yang kurang mendukung literasi siswa menjadi faktor lain kurangnya daya literasi siswa di sekolah
3. Media sosial cenderung membuat anak memiliki daya literasi rendah, bukan tidak mau membaca tetapi informasi yang mereka terima cenderung tidak utuh.
4. Kurangnya minat siswa dalam mempelajari sejarah
5. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru untuk mendorong siswa dalam membaca sangat kurang.
Dari latar
belakang diatas maka Praktek pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan
mengingat kemampuan membaca itu sangat penting di era sekarang, buta huruf di
zaman sekrang itu bukan berarti anak tidak mampu untuk mengenal huruf atau
membaca kata, namun ketidak mauan anak dalam membaca juga menjadi salah satu
kriteria buta huruf, maka dengan apa yang saya bagikan ini diharapkan mampu
untuk menggali dan merangsang anak supaya mau untuk membaca, saya sadar bahwa
yang saya lakukan masih banyak kekurangan, model dan metode yang saya terapkan
masih bisa untuk dikembangkan lebih jauh lagi, maka dari itu tulisan ini
penting untuk menjadi bahan acuan pembelajaran yang mendorong daya literasi
siswa.
Adapun peran dan
tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah menjadi mediator untuk anak bisa
belajar, menjadi pendidik untuk anak mampu memahami suatu materi pembelajaran,
bertanggung jawab untuk membuat desain pembelajaran yang menarik, inovatif juga
efektif ketika diterapkan di kelas, dan mudah mudahan tidak hanya untuk mata
pelajaran sejarah, model dan metode yang saya terapkan juga bisa diterapkan di
mata pelajaran yang lain.
D. TANTANGAN
Berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa tantangan yang akan dihadapi guru antara lain
- Tidak adanya sarana penunjang literasi yang baik di sekolah, perpustakaan hanya memuatbuku yang tidak relevan dengan materi sejarah yang akan dipelajari
- Model pembelajaran yang inovatif menjadi faktor penting tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut, dan selama ini kebiasaan siswa hanya menjadi pendengar saya ketika guru menjelaskan (teacher centre).
- Selain mendorong siswa untuk membaca, model dan media pembelajaran yang digunakan juga harus memancing rasa penasaran dan minat siswa terhadap pembelajaran sejarah yang ingin di berikan
Dari ketiga
tantangan tersebut peran guru sangat penting dalam membuat media dan model
pembelajaran yang menarik, sementara peran siswa adalah bagaimana ia bisa
memahami dan menyimpulkan narasi dari materi yang telah dipelajari ketika
pembelajaran berlangsung.
E.
AKSI
Aksi yang dimaksud meliputi Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, strategi apa yang digunakan, bagaimana prosesnya, apa saja sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut. Adapun langkah dan strategi yang penulis lakukan antara lain :
1. Memilih model pembelajaran yang cocok
Model pembelajaran
menjadi hal sangat penting untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, model
pembelajaran ini harus bisa mewadahi daripada tujuan pembelajaran itu sendiri,
dari pemaparan diatas, tidak mungkin kalua model yang dipilih hanya berupa
ceramah, maka penulis dalam hal ini mencoba meningkatkan daya literasi siswa
dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning, karena penulis merasa
model pembelajaran ini cocok untuk mendorong siswa membaca, karena proses penemuan
suatu sejarah tidak akan bisa tanpa si anak membaca.
Namun selain discovery learning ini sangat efektif dalam meningkatkan daya literasi siswa, terdapat kelemahan kelemahan yang terdapat dalam model ini, salah satunya adalah menurut Hosnan dalam Suherti (2016:60) yaitu terjadi kegagalan mendeteksi masalah dan adanya kesalah pahaman antara guru dengan pesrta didik selain itu juga Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan. Maka dari kelemahan tersebut maka penulis menggabungkan model discovery learning ini dengan perbantuan card slot, diharapkan model pembelajaran ini bisa saling melengkapi ketika pembelajaran berlangsung sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
2. Pemilihan media pembelajaran yang inovatif
Setalah pemilihan
model pembelajaran yang dirasa efektif, maka selanjutnya dalah membuat media
semenarik mungkin agar siswa nyaman dalam pembelajaran, media yang dibuat bisa
secara fisik maupun digital, penulis membuat media pembelajaran berupa kartu
materi yang didalamnya berisi petunjuk dari sebuah catatan sejarah.
Selain dari kartu,
media lain yang menjadi penunjang pembelajaran antara lain adalah video
pembelajaran, untuk memberikan pengetahuan dasar kepda siswa, power point, dan
laptop sebagai media dalam menayangkan materi pembelajaran. Kertas karton yang
diberikan kepada siswa sebagai bahan kreasi siswa untuk membuat temuan
materinya lebih menarik.
Sumber referensi untuk sejarah juga penting, keterbatasan sumber bacaan sejarah fisik disekolah dapat diatasi dengan sumber bacaan di internet, namun untuk mengurangi mis konsepsi dalam membuat penemuan sejarah, penulis membuat referensi sendiri berupa website blogger untuk bahan acuan siswa dalam membuat penemuan sejarah.
3. Pemilihan strategi pembelajaran
Strategi
pembelajaran juga penting, mengingat tidak selalu model pembelajaran yang sama
dapat diterapkan dengan strategi yang sama di kelas yang sama, strategi yang
saya lakukan untuk ketercapaian tujuan pembelajaran adalaha dengan cara diskusi
kelompok, setiap kelompok membuat produk berupa narasi sejarah dalam karton
yang telah disediakan, kartu materi berfungsi sebagai petunjuk untuk membuat
narasi sejarah dalam karton dan sumber referensi sejarah berupa website
berfungsi sebagai bahan bacaan awal peserta didik, setelah selesai siswa
membuat penemuan dalam bentuk narasi, maka hasil tersebut di presentasikan dan
diberikan umpan balik.
F.
REFLEKSI
HASIL DAN DAMPAK
Dampak dari aksi
yang telah penulis lakukan sangat berdampak positif sekali dalam bermbelajaran,
hal ini dapat dilihat dari penggunaan model pembelajaran yang gabungkan dengan
pemilihan card slot sangat efektif dalam merangsang siswa untuk membaca, dengan
media kartu materi, membuat anak terpacu untuk merangkai petunjuk - petunjuk
sejarah untuk mereka narasikan dalam karton, terbukti ketika pembelajaran
setiap kelompok sangat antusias dalam membuat rangkai petunjuk sejarah
tersebut.
Selain daripada
itu, model yang penulis buat juga tidak semerta merta sempurna, ada kelemahan
yang penulis rasakan dalam menerapkan model dan metode ini, terutama di
management waktu, langkah pembelajaran yang panjang dengan waktu pembelajaran
sejarah di SMK hanya 2 JP yakni hanya 90 menit, membuat model dan metode ini belum
efektif di waktu, karena untuk merangkai narasi sejarah pun sudah memakan waktu
1 JP belum dengan pembukaan dan penayangan video, maka kedepannya, untuk model
dan metode yang telah penulis susun melalui modul ajar, sebaiknya dibuat 2 atau
lebih pertemuan, terutama untuk SMK.
G.
KESIMPULAN
Minat literasi
siswa menjadi sangat penting untuk menjawab berbagai macam tantangan di era
ini, dengan kemampuan literasi yang baik, seseorang bisa lebih memahami suatu permasalahan
dan lebih bisa mengatasinya, maka daya literasi ini harus dibangun se dini
mungkin baik di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan sekolah, untuk
membangun daya literasi yang bagus di sekolah, perlu perhatian khusus dari berbagai macam komponen, baik itu kepala
sekolah, guru maupun elemen yang lainnya, sehingga ketika siswa memiliki daya
literasi yang bagus, akan banyak terbentuk pemahaman yang nantinya akan
menimbulkan daya berfikir kritis siswa, daya berfikir kritis dapat menumbuhkan
sebuah daya berfikir tingkat tinggi atau dalam kata lain HOTS, dari HOTS
tersebut, memungkinkan siswa bisa menemukan hal hal yang baru dalam
pembelajaran.
Pada mata
pelajaran sejarah, daya literasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menghindari
mis konsepsi dari suatu peristiwa sejarah, sehingga pengetahuan akan sejarah
menjadi utuh, siswa dapat memahami dengan baik bahkan bisa menyangkal bukti
sejarah apabila mereka rasa itu salah, tentunya dengan pengetahuan yang mereka
punya dari membaca, dan bagaimana daya literasi di pembelajaran sejarah ini
muncul di para siswa/I tentunya tidak terlepas dari peran pendidik yang menjadi
fasilitator para siswa – siswinya, model dan metode pembelajaran yang baik
sesuai dengan IPTEK dan pengalaman dari pendidik tersebut menjadi hal yang
penting untuk membentuk siswa dalam hal literasi.
Sejalan dengan
pemaparan di atas penulis mencoba menerapkan model pembelajaran discovery
learning dengan perbantuan playing card slot untuk meningkatkan daya literasi
siswa dan hasilnya sejauh ini sangat efektif hanya kurang di management waktu
saja terbukti dari hasil assemen dan observasi di lapangan sangat memuaskan.
H.
DAFTAR
PUSTAKA
https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/mengkaji-kembali-hasil-pisa-sebagai-pendekatan-inovasi-pembelajaran--untuk-peningkatan-kompetensi-li
diposting pada 5 Desember 2022 pkl. 11:00 Oleh Hadi Wuryanto, S.Kom., M.A. dan
Moch. Abduh, Ph.D.
Suherti, Euis & Rohimah, Siti Maryam. (2016). Bahan Ajar Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu. Universitas pasundan: PGSD
I. RENCANA TINDAK LANJUT
Berdasarkan hasil pemaparan tersebut
diatas, rencana tindak lanjut yang akan saya lakukan setelah ppg antara lain :
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran
inovatif dengan memperhatikan model dan media pembelajaran yang tepat serta sesuai
dengan karakteristik materi dan peserta didik.
2. Membuat program pojok literasi untuk
memfasilitasi anak supaya mau membaca, dan berusaha mensosialisasikan dengan
penuh tanggung jawab kepada siswa tentang pentingnya membaca dan memiliki
budaya literasi yang baik.
3. Meningkatkan pengetahuan dan
berinovasi terkait pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dengan memperbanyak
wawasan melalui kegiatan workshop atau webinar.
4. Menginformasikan best practice ini
kepada rekan guru sejawat dan rekan guru mapel lainnya untuk diterapkan, serta
menginformasikan best practice ini pada PMM atau media sosial lainnya.
Proses pemberian materi berupa kartu materi didalam amplop
Membuat narasi sejarah dari kartu materi yang telah diterima
Presentasi hasil diskusi kelompok
Kartu materi
K. VIDEO PRAKTEKNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar