Jumat, 25 September 2020

BALADA RINDU

 



hampir ku sebut kau rindu...

dalam sekelumit waktu yang mengoyak mampu

mencabik sendu menggugah kalbu

memuat semu tuk bilang i love u


    hampir ku sebut kau rindu

    dikala syahdu hampir merenggut logika dari fikirku

    memudarkan aku yang terbatasi olehmu

    mengecam makna tersirat disetiap kata dalam chatingmu

    terdiam, tersipu, sekaligus terbelenggu.


hampir ku sebut kau rindu

disaat kamu ternyata hanya sebuah halu.


~AFN~
25-10-20

Minggu, 30 Agustus 2020

MATERI 2 (part 1)

 KEHIDUPAN MANUSIA ZAMAN PRA AKSARA


3.2 Menganalisis kehidupan manusia dan  hasil-hasil budaya  masyarakat Pra Aksara Indonesia

4.2 Menyajikan informasi mengenai manusia dan hasil-hasil budaya khususnya masyarakat Pra Aksara Indonesia

menurutmu kapan pertama kali manusia hadir dimuka bumi ini ? apakah kalian salah satu yang percaya teori darwin  atau kalian adalah seorang yang percaya bahwa manusia tidak berevolusi dari kera ? (boleh di klik tulisan warna biru)

mungkin sudah dibahas juga tentang berbagai macam teori dari awal mula manusia di SMP. maka dari itu saya hanya akan membahas seperti apa sih kehidupan manusia pada zaman dulu ? apakah sama seperti yang kita tau sekarang, atau mungkin lebih canggih dari yang sekarang ? kita akan membahas dari zaman duluu sekali, sebelum manusia mengenal tulisan (pra aksara). kita beruntung memiliki peradaban yang jauh sekali dibanding dengan negara-negara di eropa, sehingga kita kaya akan pengetahuan kehidupan zaman dulu, yang memungkinkan kita jadi lebih mencintai tanah air kita. menurut kalian seperti apa sih manusia sebelum bisa menulis seperti sekarang ?. disini saya memaparkan 3 aspek dari peradaban (kehidupan) masa praaksara (prasejarah) yaitu manusianya, kehidupannya dan teknologinya, are you ready ? 

1. Manusia purba (homo)

keberagaman dari manusia (homo) pada zaman pra aksara sering kita sebut dengan manusia purba, atau sering juga kita sebut dengan manusia pra aksara kenapa disebut menusia purba, seperti yang dijelaskan di awal, mereka belum meneganl tulisan dan menjalani hidup sederhana dan sangat bergantung kepada alam. manusia purba tertua yang pernah ditemukan di indonesia paling tua yaitu homo erektus yang ditemukan di bumiayu-jawa tengah dan bentuk manusia tersebut belum sperti sekarang, baru pada pada tahun 1970 ilmuan menemukan fosil manusia yang mirip dengan kita sekarang (homo sapien) di yunani. 

sejak abad ke 18 M penelitian tentang manusia purba sudah dilakukan, dirintis oleh Eugene Dubois, seorang dokter Belanda. Penelitian dilakukan untuk mengetahui jenis – jenis manusia purba yang ada di Indonesia yang dapat dibuktikan dengan penemuan fosil-fosil yang banyak ditemukan di Solo, Pacitan, Ngandong, Mojokerto, dan Sangiran. Setelah melakukan banyak penilitian terkait manusia purba yang berada di Indonesia, para ahli mengelompokkan manusia purba di Indonesia menjadi tiga jenis berdasar hasil penemuan fosil manusia purba. Adapun tiga jenis manusia purba yang berada di Indonesia antara lain adalah :

    a. Meganthropus ( Manusia Besar).

    b. Pithecanthropus (Manusia Kera yang Berjalan Tegak).

    c. Homo

Secara keseluruhan, ada sepuluh jenis manusia purba yang berada di Indonesia, yaitu :

  1. Meganthropus Paleojavanicus
  2. Pithecanthropus Erectus
  3. Pithecanthropus Soloensis
  4. Pithecanthropus Mojokertensis
  5. Homo Soloensis
  6. Homo Erectus
  7. Homo Floresiensis
  8. Homo Habilis
  9. Homo Wajakensis
  10. Homo Sapiens

Berikut inilah penjelasan jenis-jenis manusia purba yang fosilnya yang sudah ditemukan di Indonesia.

1). Meganthropus Paleojavanicus


Kata Meganthropus berasal dari dua kata yakni megas yang artinya besar dan anthropus yang artinya manusia. Sedangkan, kata Paleojavanicus berasal dari kata paleo yang artinya tua dan javanicus yang artinya Jawa. Jadi, Meganthropus Paleojavanicus berarti manusia raksasa tertua dari Jawa dan diperkirakan sebagai manusia purba tertua di Indonesia dan juga disebut sebagai salah satu fosil manusia purba yang paling primitif.

Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Van Koenigswald, seorang peneliti Belanda pada tahun 1936 M di daerah Sangiran, Jawa Tengah dan diperkirakan berusia 1-2 juta tahun saat masa penelitian. Penemuan fosil meganthropus tidaklah ditemukan lengkap melainkan hanya berupa beberapa bagian tengkorak, rahang bawah, serta beberapa gigi yang telah lepas. Jenis fosil ini diperkirakan hidup dengan cara mengumpulkan bahan makanan terutama tumbuh-tumbuhan.

Ciri – ciri Meganthropus Paleojavanicus :

  • Makanannya berupa jenis tumbuh – tumbuhan.
  • Tidak memiliki dagu sehingga lebih mirip kera.
  • Memiliki tonjolan yang tajam di belakang kepala.
  • Memiliki tulang pipi yang tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.
  • Memiliki otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.
  • Memiliki postur tubuh yang tegap.

2). Pithecanthrophus

     


Pithecantrophus merupakan jenis fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Di Indonesia, ada tiga jenis Pithecanthrophus yang sudah ditemukan antara lain Pithecanthrophus Erectus, Pithecanthrophus Mojokertensis, dan Pithecanthropus Soloensis. Berikut rincian dari ketiga jenis fosil Pithecantrophus.

  • Pithecanthrophus Erectus

Penemu fosil Pithecanthrophus Erectus adalah seorang dokter Belanda bernama Eugene Dubois. Awalnya ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat tetapi tidak menemukan apa-apa, lalu pindah ke pulau Jawa. Ia pun berhasil menemukan fosil Pithecanthrophus Erectus di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Pithecantrophus Erectus sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil yang ditemukan adalah berupa tulang rahang atas, tulang kaki, dan tengkorak. Fosil Pithecanthrophus Erectus sendiri ditemukan pada masa kala Pleistosen tengah.

Berdasarkan hasil penelitian,  Pithecanthrophus Erectus hidup dengan berburu kemudian mengumpulkan makanan serta hidup secara nomaden yang artinya selalu berpindah – pindah tempat untuk mencari sumber bahan makanan dari satu tempat ke tempat lain atau untuk melakukan pemburuan hewan – hewan. Adapun ciri – ciri dari Pithecanthropus Erectus adalah :

  1. Volume otaknya diantara 750 – 1350 cc.
  2. Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
  3. Postur tubuh yang tegap tetapi tidak setegap meganthropus.
  4. Memiliki gigi geraham yang besar dengan rahang yang sangat kuat.
  5. Memiliki hidung yang tebal.
  6. Memiliki tonjolan kening yang tebal dan melintang di dahi dari sisi ke sisi.
  7. Wajah menonjol ke depan serta dahinya miring ke belakang.
  8. Pada bagian belakang kepala terlihat menonjol yang mirip dengan wanita berkonde.
  9. Memiliki alat pengunyah dan alat tengkuk yang sangat kuat.
  • Pithecanthrophus Mojokertensis

Pithecanthrophus Mojokertensis disebut juga sebagai Pithecantrophus Robustus. Von Koenigswald berhasil menemukan fosil yang hanya berupa tulang tengkorak anak – anak yang dinamakan Pithecanthrophus Mojokertensis di Jetis dekat Mojokerto, Jawa Timur. Selanjutnya, pada tahun 1936, Weidenrich menemukan fosil tengkorak anak yang dinamakan Pithecantropus Robustus di Lembah Sungai Brantas, Desa Jetis, Mojokerto.

  • Pithecanthrophus Soloensis

Sedangkan, Pithecanthrophus Soloensis ditemukan di Ngandong, Lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald, Ter Harr dan Oppernoorth. Lebih jelasnya, fosil ini ditemukan di dua tempat yang berbeda oleh Von Koenigswald dan Oppernoorth di daerah Ngandong dan Sangiran sekitar tahun 1931 – 1933. Adapun fosil yang ditemukan adalah berupa tengkorang dan juga tulang kering.

Fosil Pithecanthrophus yang ditemukan di Indonesia memiliki umur yang bervariasi yakni diantara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu, hal itu didasarkan pada hasil pengukuran umur lapisan tanah.

Di dalam kehidupan sehari – hari, Pithecanthrophus menggunakan peralatan yang terbuat dari batu atau kayu yang didapatkannya. Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan tanda – tanda bahwa makanan yang dimakan oleh Pithecanthrophus tersebut sudah diolah ataupun dimasak terlebih dahulu sebelum dimakan meskipun pada saat itu mereka sudah menggunakan peralatan dari kayu dan batu serta memakan apa saja yang terdapat di alam baik berupa tumbuh – tumbuhan dan hewan.

Adapun contoh peralatan yang terbuat dari batu yang pernah digunakan oleh Pithecanthrophus antara lain adalah kapak genggam, kapak penetak, pahat, genggam, kapak perimbas, dan alat – alat serpih. Dimana peralatan tersebut banyak ditemukan di sekitaran daerah Pacitan, Jawa Timur.

Adapun ciri-ciri dari Pithecantrophus secara umum antara lain :

  • Memiliki volume otak yang berkisar antara 750 – 1350 cc.
  • Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
  • Badannya tegap tetapi tidak setegap Meganthrophus.
  • Memiliki tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
  • Memiliki hidung yang lebar dan tidak berdagu.
  • Memiliki rahang yang kuat dan gigi geraham yang besar.
  • Makanannya berupa daging hewan buruan dan tumbuh – tumbuhan.

3. Homo

Jenis fosil Homo merupakan jenis fosil manusia purba yang termuda dari fosil manusia purba lainnya. Fosil ini diperkirakan berasal dari 15.000 – 40.000 SM. Jenis Homo diperkirakan bukan manusia kera lagi ( Pithecanthrophus ) melainkan sudah tergolong jenis manusia (Homo), hal itu dapat dilihat pada volume otaknya yang menyerupai manusia modern. Di Indxcxonesia, sudah ditemukan tiga jenis manusia purba Homo yakni Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan Homo Floresiensis. Berikut rincian dari ketiga jenis Homo tersebut.

  • Homo Soloensis

Jenis fosil ini ditemukan di daerah Ngandong, Lembah Bengawan Solo tepatnya disekitar sungai Bengawan Solo oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931 – 1934. Fosil yang berhasil ditemukan hanyalah berupa tulang tengkorak. Homo Soloensis diperkirakan sudah hidup diantara rentang tahun 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.

Kehidupannya pun sudah lebih maju dengan adanya berbagai peralatan untuk bertahan hidup. Sebagian ahli menggolongkan Homo Soloensis dengan Homo Neanderthalensis. Homo Neanderthalensis sendiri merupakan jenis manusia purba Homo Sapiens dari Asia, Eropa dan Afrika yang berasal dari lapisan Pleistosen atas.  Selain itu, menurut Von Koegniswald, Homo Soloensis memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pithecanthrophus Erectus.

Adapun ciri – ciri dari Homo Soloensis antara lain :

  1. Volume otak antara 1000-1300 cc.
  2. Memiliki tinggi badan 130 – 210 cm.
  3. Wajahnya tidak menonjol ke depan.
  4. Berjalan tegap dengan dua kaki (bipedal) sehingga cara berjalannya lebih sempurna.
  5. Otot tengkuknya mengalami penyusutan.

Ditemukan pula hasil dari kebudayaan manusia purba Homo Soloensis yaitu kapak genggam atau kapak perimbas, alat – alat serpih, peralatan yang terbuat dari tulang, dan peralatan zaman dahulu lainnya.

  • Homo Wajakensis

Jenis fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur pada tahun 1889. Fosil yang berhasil ditemukan hanya berupa tulang tengkorak, rahang bawah dan beberapa ruas tulang leher. Diperkirakan bahwa Homo Wajakensis merupakan nenek moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk asli Australia. Adapun ciri – ciri dari Homo Wajakensis antara lain :

  1. Memiliki hidung yang lebar dan bagian mulut yang menonjol.
  2. Memiliki wajah lebar dan datar.
  3. Tulang tengkorak membulat.
  4. Memiliki tonjolan yang sedikit mencolok di dahi.
  • Homo Floresiensis

Jenis fosil ini ditemukan oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi Nasional, Indonesia dan University Of New England, Australia pada tahun 2003 saat melakukan penggalian di Liang Bua, Flores. Ketika penggalian sudah mencapai kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum menjadi fosil dengan ukuran yang sangat kerdil. Diperkiran hidup diantara 94.000 – 13.000 tahun SM. Adapun ciri – ciri dari Homo Floresiensi antara lain :

  1. Memiliki badan yang tegap.
  2. Berjalan dengan dua kaki (bipedal).
  3. Tinggi badannya kurang dari satu meter.
  4. Volume otaknya sekitar 417 cc.
  5. Tidak mempunyai dagu.

Perkembangan dari Homo Soloensis dan Homo Wajakensis lebih lanjut disebut Homo Sapiens. Homo Sapiens perkembangannya lebih sempurna daripada homo lainnya. Hal itu dapat dilihat dari cara berpikirnya meskipun masih sangat sederhana tetapi setidaknya lebih maju daripada homo lainnya. Oleh karena itulah, disebut sebagai Homo Sapiens yang berarti manusia yang cerdas dan diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah masa – masa penelitian.

Homo Sapiens memiliki postur tubuh yang sama dengan manusia zaman sekarang tetapi masih hidup secara nomaden yang artinya berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain.  Jenis homo ini diperkirakan merupakan nenek moyang dari bangsa Indonesia.


(sumber : https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/jenis-jenis-manusia-purba-di-indonesia)


Jumat, 07 Agustus 2020

RUANG LINGKUP HUMAS

KD 3.1 MEMAHAMI RUANG LINGKUP KEHUMASAN

A.      Pengertian Humas

Pada dasarnya humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun organisasi yang non komersial. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi. Namun, penggunaan istilah humas yang semakin luas cenderung mengaburkan arti humas yang sebenarnya bagi masyarakat pada umumnya disebabkan semakin berkembangnya fungsi humas yang hakikatnya berbeda mengenai peranan didalam masyarakat modern. Sebenarnya apa arti humas? Mari kita pelajari bersama dalam pembahasan berikut ini.

1.    Pengertian Humas

Pengertian Humas secara umum adalah salah satu bagian dari organisasi yang berfungsi untuk melakukan interaksi, hubungan, dan kerjasama dengan masyarakat yang terkait dengan organisasi tersebut. Humas merupakan singkatan dari Hubungan Masyarakat atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Public Relation (PR) yang bertanggungjawab dalam membangun dan mempertahanan reputasi, citra, dan komunikasi yang baik dan bermanfaat antara organisasi dan publik.

Dalam dunia bisnis, fungsi humas kerap dikaitkan dengan marketing, padahal sangat berbeda. Sebagai profesi, bidang Humas nantinya membantu mendidik, memberikan infomasi, membangkitkan ketertarikan masyarakat, merencanakan strategi untuk meraih simpati hingga membuat masyarakat mengerti dalam situasi tertentu.

Seperti ketika perusahaan diterpa kasus tidak sedap yang mengancam citra baik, pihak humas nantinya akan memberikan edukasi dan berbagai upaya pada khalayak supaya tidak memberikan citra buruk tentang  perusahaan mereka. Bidang ini akan menyusun berbagai strategi supaya mendapatkan simpati dan agar brand yang dibangun dengan susah payah tidak gelap begitu saja. Oleh karena itu pekerjaan humas nantinya akan berhubungan dengan pers dan tidak pernah lepas dari ilmu komunikasi.

2.  Pengertian humas dari para ahli adalah sebagai berikut :

a.    Menurut J. C Sidel pengertian Humas adalah proses berkesinambungan dari usaha-usaha manajemen agar bisa mendapatkan itikad baik dan pengertian dari para pelanggan, karyawan, dan publik secara umum.

b.    Menurut Howard Bohham pengertian humas adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik untuk meningkatkan kepercayaan publik atau pemberdayaan lebih tinggi terhadap sebuah lembaga atau organisasi.

c.    Menurut Cultip, Center, & Broom, pengertian Humas adalah fungsi manajemen yang bertujuan membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang bisa memberikan dampak positif terhadap keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi.

d.   Menurut Scott M. Cutlip & Allen H. Center, Definisi humas adalah merupakan fungsi manajemen yang bertugas untuk:

1)   Memberikan penilaian terhadap sikap publik

2)   Mengidentifikasi kebijakan dan tata cara organisasi/ perorangan dalam melayani kepentingan publik

3)   Membuat rencana dan melakukan program untuk mendapatkan pemahaman dan dukungan dari masyarakat

e.    Pengertian humas menurut International Public Relations Association (IPRA), humas adalah fungsi manajemen yang terencana dan berkalanjutan di dalam orgnisasi induk atau pun lembaga swasta yang bertujuan mendapatkan simpati, pegertian serta dukungan dari pihak terkait. Kalau disederhanakan lagi humas adalah manajemen yang membantu pencapaian tujuan organisasi, memfasilitasi perubahan organisasional dan mendefinisikan filosofi.

f.     Menurut Efendy, pengertian humas dibagi 2 yaitu:

1)   Humas sebagai teknik komunikasi dimksudkan bahwa humas dilakukan sendiri oleh pimpinan organisasai.

2)   Sedangkan Humas sebagai metode komunikasi dimkasudkan bahwa dilakukan secara melembaga (Public relation of being), dimana wahana Humas ditekankan dalah berupa biro, bagian, seksi, urusan bidang dan lain sebagainya.


B.       Sejarah  Humas

Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.

Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.

Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural.

Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.

Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi perkembangan organisasinya.


Berikut gambaran kronologis PR di dunia:

Abad ke-19         : PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang mandiri   didasarkan pada perkembangan  Ilmu pengetahuan dan teknologi.

1865-1900            :  Publik masih dianggap bodoh

1900-1918            :  Publik diberi informasi dan dilayani

1918-1945            :  Publik diberi pendidikan dan dihargai

1925                     :  Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi

1928                     :  Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal difakultas sebagai mata kuliah wajib.  Disamping itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu

1945-1968            :  Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui

1968                     : Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu. Di Amerika perkembangannya lebih ke arah bisnis.

1968-1979           :  Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu aspek saja

1979-1990           :  Profesional/internasional memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas

1990-sekarang     : 

a. perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan  pola perilaku secara nasioal/internasional

                               b. membangun kerjasama secara lokal, nasional,  internasional

                               c. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial, Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi

Sejarah perkembangan Public Relations di Indonesia secara konsepsional terjadi pada tahun 1950-an. Kala itu berdiri organisasi HUMAS pertama kali di perusahaan perminyakan negara ( Pertamina). Peranan divisi HUPMAS ( Hubungan Pemerintah dan Masyarakat ) Pertamina ini sangat penting dalam upaya menjalin hubungan komunikasi timbal balik dengan pihak klien, relasi bisnis, perusahaan swasta/BUMN/Asing dan masyarakat.

       Bapak Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan public relations di Indonesia dalam 4 periode yaitu, sebagai berikut :

1. Periode 1 ( Tahun 1962 )

Secara resmi pembentukan HUMAS di Indonesia lahir melalui Presidium Kabinet PM Juanda, yang menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian/divisi HUMAS. Dijelaskan pula garis besar tugas kehumasan dinas pemerintah adalah : Tugas strategis yaitu ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh pimpinan hingga pelaksanaaannya. Dan tugas taktis yaitu memberikan informasi, motivasi, pelaksanaaan komunikasi timbal balik dua arah supaya tercipta citra atas lembaga/institusi yang diwakilinya.


  2.  Periode 2 ( Tahun 1967 – 1971 )

Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan.

Tahun 1967, berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga Negara yang disingkat “Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan pada setiap departemen.

Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah ) yang diatur melalui SK Menpen No. 31/Kep/Menpen/tahun 1971. Yang menjelaskan sebagai institusi formal dalam lingkungan Departemen Penerangan RI. Bakohumas tersebut beranggotakan Humas departemen, Lembaga Negara serta unit usaha negara/BUMN. Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut menitikberatkan pada pemantapan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam operasi penerangan dan kehumasan.

3.  Periode 3 ( Tahun 1972 – 1993 )

Periode ini ditandai dengan munculnya Public Relations kalangan profesional pada lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut:

a.         Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia ( Perhumas ) sebagai wadah profesi HUMAS oleh kalangan praktisi swasta dan pemerintah. Seperti wardiman Djojonegoro ( mantan mendikbud), Marah Joenoes (mantan kahupmas Pertamina), dll

b.        Pada konvensi Nasional HUMAS di Bandung akhir tahun 1993 lahirlah Kode Etik Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public Relations Association ( IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).

c.         Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu wadah profesi HUMAS lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations ( APPRI ). Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi perusahaan – perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa kehumasan ).

4.  Periode 4 ( Tahun 1995 – sekarang )

Periode ini Public Relations berkembang di kalangan swasta bidang profesional khusus ( spesialisasi PR/HUMAS bidang industri pelayanan jasa). Dengan indikator sebagai berikut:

a.       Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel Berbintang ( H-3). Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi HUMAS bidang jasa perhotelan, berkaitan erat dengan organisasi PHRI ( Perhimpunan Hotel dan Restoran di Indonesia).

b.      Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar Humas Perbankan ( FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono. Forum ini resmi bagi para pejabat HUMAS ( Public Relations Officer ), baik bank pemerintah ( HIMBARA), swasta ( PERBANAS), dan asing yang beroperasi di bidang jasa perbankan di Indonesia.

c.       Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten (perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa Efek Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary.

d.      Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia ) pada tanggal 11 november 2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations Society of Amerika), sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh serta mampu memberikan sertifikasi akreditasi PR Profesional (APR) di Amerika yang diakui secara internasional.

e.       PRSI atau Masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali dipimpin oleh August Parengkuan seorang wartawan senior harian Kompas dan mantan ketua Perhumas-Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah meningkatkan kesadaran, kepedulian, kebersamaan, pemberdayaan serta pastisipasi para anggotanya untuk berkiprah sebagai PR professional dalam aktivitas secara nasional maupun internasional.


C.      Karakteristik Humas

Seorang humas harus memiliki 4 ciri utama karakteristik humas, yaitu

1.    Adanya upaya komunikasi yang bersifat dua arah. Hakekat humas adalah komunikasi, namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. komunikasi yang menjadi ciri kehumasan analah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik.

2.    Sifatnya yang terencana. Sifat humas yang terencana mengandung pengertian bahwa kerja atau aktivitas humas merupakan aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metide integrasi dengan bagian lain dan hasilnya nyata. Syarat sifat terencana dan berkesinambungan ini merupakan salah satu syarat yang dinilai dalam kompetensi tertinggi program PR internasional, yakni Golden World Award For Excellence in PR (GWA)

3.    Berorientasi pada Organisasi atau Lembaga. Syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi,dan budaya dalam organisasi tersebut. Visi, misi, dan budaya organisasi atau lembaga inilah yang menjadi materi utama humas , sehingga dapat mencapai tujuan humas dan dan mendukung tujuan menejemen lainnya, termasuk tujuan marketing .

4.    Sasarnnya adalah publik. Suatu kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi sasaran humas bukanlah perorangan , hal ini perlu di sampaikan sebab ada seorang yang masih mengistilahkan PR adalah Personal Relation.





D.      Latar Belakang Konsep Humas

Ada dua konsep besar yang menjadi latar belakang berkembangnya Public Relations, yakni dalam tinjauan bisnis suatu perusahaan yang meliputi:

1.    Konsep tradisional dari suatu bisnis

2.    Konsep modern dari suatu bisnis

Kedua konsep tersebut, pada setiap konsepnya dapat diklasifikasikan melalui bagan berikut ini:

KONSEP TRADISIONAL DARI SUATU BISNIS

KONSEP MODERN DARI SUATU BISNIS

•         TERTUTUP

•         TERBATAS

•         EKSTERNAL

•         TERBUKA

•         TERSEBAR LUAS

•         INTERNAL/EKSTERNAL


a.     Konsep Tradisional Tertutup

Dalam konsep tradisonal dari suatu bisnis yang sifatnya tertutup, seseorang/perusahaan/lembaga/organisasi selalu menutupi peristiwa yang menimpanya, jika peristiwa tersebut dianggap sebagai peristiwa yang buruk atau yang bersifat negative. Pada masa itu tidak terpikirkan bahwa hal yang ditutup-tutpi cepat atau lambat akan terbongkar juga dan akan diketahui oleh masyarakat luas. Orang/perusahaan/lembaga kurang memperhitungkan proses komunikasi yang timbul dalam masyarakat.

b.    Konsep Tradisional Terbatas

Dalam konsep tradisonal dari suatu bisnis yang sifatnya terbatas, ditandai dengan keterbatasan dalam hal memasarkan produk atau jasa. Dalam hal ini orang/perusahaan/lembaga jika membuka perusahaan, walaupun diperhitungkan dengan pasarannya, tetapi hasil produksinya hanya disesuaikan dengan kebutuhan daerahnya saja.

c.    Konsep Tradisional Eksternal

Public relations di masa ini konsepnya mengarah pada kegiatan yang sifatnya ekstenal, atau dengan kata lain orientasi kegiatan public relations adalah hanya untuk masyarakat di luar organisasi/perusahaan saja.

d.   Konsep Modern Terbuka

Dalam konsep modern dari suatu bisnis, orang/perusahaan/lembaga pada umumnya sudah menyadari pentingnya informasi yang diberikan kepada masyarakat secara benar, jelas, terbuka, jujur dalam arti sesuai dengan faktanya. Hal ini dimaksudkan agar public dapat mengetahui secara jelas tentang kegiatan dan kejadian yang menimpa seseorang/perusahaan/lembaga secara apa adanya.

e.    Konsep Modern Tersebar Luas

Dalam konsep modern, orang/perusahaan/lembaga membuka perusahaan diusahakan agar barang-barang yang diproduksinya dipasarkan dengan memperhitungkan segala sesuatu yang tidak saja dipasarkan di daerahnya saja tetapi juga melakukan penyebaran pemasaran ke luar daerah. Jadi diperhitungkan bagaimana agar barang dan jasa sebagai sumber usahanya tersebut dapat tersebar luas sehingga masyarakat yang tadinya tidak menganal akan mengenal.

f.     Konsep Modern Internal dan Eksternal

Pada konsep modern, aplikasi public relations diarahkan pada dua sasaran public yakni public internal dan eksternal. Oleh karena itu, jika ada permasalahan yang berkaitan dengan bawahan dimana semua ini menyangkut masalah public internal, maka tugas PRO adalah harus dapat mempertemukan kedua keinginan/motivasi/kebutuhan dari setiap kelompok dimana kedua macam public tersebut tentu saja mempunyai keinginan yang satu sama lain belum tentu sama. Dengan kata lain, pada konsep ini, PR harus bisa menjadi penghubung dari public internal dan eksternal.


E.       Tujuan Humas

Humas pada hakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku komunikannya. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas adalah sebagai berikut:

1.        Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisi)

Yaitu membuat public dan organisasi/lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan demikian aktivitas kehumasan harusnya menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti tersebut. Sifat komunikasinya cenderung informative saja.

2.        Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afektif)

Artinya lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prisip komunikasi persuasif dapat diterapkan. Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten (tersembunyi), yakni ada pada keyakinan seseorang (publik) akan “kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan publiknya.

3.        Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotoris)

Yaitu dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.

Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/ image yang fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.




F.       Tugas Dan Fungsi Humas

Ada tiga tugas humas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan fingsi humas. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut:

1.    Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.

2.    Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik. Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik dan sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama.

3.    Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga, khususnya yang berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinngi dan luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wawanang untuk memberi nasehat apakah suatu program sebaiknya di teruskan ataukah ditunda/dihentikah.

Sementara Astrid S. Susanto mengutip pendapat Cutlip & Center menyatakan tugas PR perusahaan adalah sebagi berikut:

1.    Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu publik untuk menggunakan barang/jas instansinya.

2.    Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instansi dengan publik.

3.    Meningkatkan penjualan barang/jasa.

4.    Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari.

5.    Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan kebutuhan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.

6.    Mencegah penggeseran penggunaan barang attau jasa yang sejenis dari pesaing perusahaan oleh konsumen.

Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga. Dibawah ini terdapat beberapa fungsi-fungsi humas:

1.    Fungsi utama humas

Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang humas dalam organisasinya meliputi berbagai bidang dan segi, dibawah ini terdapat beberapa fungsi humas yang paling utama, yaitu:

a.         Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi engan publiknya, baik publik intern maupun extern dalam rangka menanamkan pengertian

b.        Menilai dan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya

c.         Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum sebagaimana mestinya

d.        Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat publik yangmenguntungkan organisasi/lembaga

e.       Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum

2.      Fungsi humas menurut Djanalis Djanaid

Dalam buku Publi Relations: Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993) disebutkan dua fungsi PR yaitu:

a.         Fungsi konstruktif. Fungsi ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara preventif (mencegah).

b.        Fungsi korektif. Artinya, apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan public, maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesainya masalah tersebut. Fungsi ini sama halnya dengan suatu penyakit, ketika orang sudah dalam keadaan sakit, maka upaya salanjutnya adalah upaya mengobati menuju kesembuhan. Karena mengobati adalah salah satu upaya penyembuhan, maka dapat jadi upaya ini gagal totol sehingga menyebabkan kematian. Pepatah mengatakan, “mencegah lebih baik daripada mengobati.”

3.  Fungsi humas menurut IPRA         

Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu:

a.         Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia.

b.         Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi.

c.         Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.

d.        Menciptakan dan membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh

e.         Mencegah konflik dan salah pengertian

f.          Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.

g.         Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.

h.         Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen

i.           Memperbaiki hubungan industrial

j.           Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum

k.         Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk keluar dari institusi.• Memasyarakatkan produk atau layanan

l.           Mengusahakan perolehan laba yang maksimal

m.       Menciptakan jadi diri institusi

n.         Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional

o.         Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi




4.      Fungsi Humas  menurut Canfield

Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations, Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi humas , yaitu:

a.         Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public’s interest)

b.         Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication)

c.         Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik (And stress good morals and manners)

5.      Fungsi humas menurut Edward L. Bernaus

Mengenai fungi humas Edward L. Bernaus seorang pelopor humas di Amerika Serikat dalam bukunya Public Relations (1952) terdapat tiga fungsi humas, yaitu:

a.         Memberikan informasi kepada masyarakat

b.         Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka

c.         Melakukan usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga atau organisasinya dengan publiknya atau sebaliknya.

6.      Fungsi Humas sebagai fungsi Manajemen

a.         Fungsi Intern (ke luar)

1)   PR harus mampu mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran/citra masyarakat yang positif terhadap segala tindakan atau kebijaksanaan organisasi/lembaga. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi harus mampu memberikan image positif yang mewakili organisasinya.

2)   Penghubung antara menejemen dan publiknya

b.        Fungsi Ekstern (ke dalam)

1)   PR harus mampu mengenali/mengidentifikasikan hal-hal yang dapat menimbulkan sikap/gambaran yang negatif dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan/kebijakan dijalankan

2)   Memberi nasehat pada menejemen mengenai semua perkembangan luar atau dalam, yang menyangkut pengeruh hubungan perusahaan dengan publiknya.

3)   Membuat penelitian dan penafsiran bagi kepentingan menejemen mengenai sikap-sikap yang ada sekarang atau diperkirakan sebelumnya pada public utama atas urusan perusahaan.

4)   Bertindak untuk kepentingan menejemen dalam merencanakan dan meleksanakan fungsi-fungsi umum

7.      Fungsi humas menurut Philip Kesly

Fungsi humas menurut Philip Kesly seorang petugas humas terkemuka dalam tulisannya “Managing the human Climate”, bahwa setiap bidang atau kegiatan humas  mempunyai kaitan dengan bidang lainnya dan petugas humas itu harus mengetahui bidang atau kegiatan mana yang sesuai dengan program organisasinya.

Berdasarkan bidang-bidang yang dicakup kegiatan humas diatas Philip Kesly menyimpulkan fungsi humas, sebagai berikut:

a.    Humas adalah fungsi menejemen yang dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi

b.    Membantu pelaksanaan program organisasi

c.    Memberi nasehat, petunjuk dan konsultasi dalam pelaksanakan kegiatan organisasi

d.   Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan keuangan dan kepegawaian

e.    Menumbuhkan kesadaran akan perlunya komunikasi dalam menejemen

f.     Memberikan informasi secara terbuka dan akurat, untuk menghilangkan keraguan terhadap sesuatu hal

g.    Menyampaikan informasi secara jujur tanpa menambah atau mengurangi hakekat yang sesunggunya

h.    Berusaha untuk menarik perhatian publik Terhadap organisasi maupun terhadap keluarnya.


G.      Peranan Humas

Peranan humas dapat digolongkan menjadi 4 (empat) peran, diantanya yaitu:

1.    Expert Preciber Communication

Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasehati pimpinan perusahaan/ organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.

2.    Problem Solving Process Facilitator

Yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkan menjadi leder dalam penanganan krisis manajemen.

3.    Communication Facilitator

Peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan/organisasi dengan publik. Baik dengan publik exsternal maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai media atau penengah bila terjadi miscommunication.

4.    Tehnician Comunication

Di sini petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia melayani layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakan.

Peranan yang paling sering dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal, antara lain: system budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan kebijakan humas, serta ciri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan. Sementara peranan ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat messo/manajerial.





H.      Macam-Macam Humas

1.    Humas Pemerintah

Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka. Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat komplek pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang meletak dalam setiap program/kegiatan pemerintah, antara lain sebagai berikut:

a.    Program pemerintah ditunjuk untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam.

b.    Sering kali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan.

c.    Program pemerintah selalu mendapat controlling/pengawasan dari berbagai kalangan terutama pers, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya.

Kebanyakan humas pemerintah diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah umum, dokumentasi dan publikasi. Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antara lain adalah konferensi pers, membuat pers release, press clipping, pameran-pameran, penerbitan media interen, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi berbagai kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan para pejabat, menerima keluhan masyarakat/publik.

2.    Humas Industri dan Bisnis

Humas industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaan besar. Humas disana merupakan fungsi menejemen yang turut menentukan suksesnya operasi suatu perusahaan. Humas dalam industri dan bisnis berkembang sering dengan masyarakat terhadapp keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajement terutana didalam industri dan bisnis.Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri dan bisnis terhadap hal-hal diatas dan masyarakat sebagai sasaranmarket industri dan bisnis di sisi yang lain, menimbulkan kesadaran kalangan industri dan bisnis untuk ikut memperhatikan danmelibatkan peranan masyarakat terhadap keputusan mereka.

Masyarakat dapat digunakan oleh industri untuk mempengaruhi legislative, pengesahan undang-undang uatau peraturan, usaha-usaha lobi masyarakat, liputan pers, komentar editorial, surat pembaca ataupun dalam usaha pemberitahuan kepada cabang-cabang perusahaan. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi ; hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan peraturan marketing PR (MPR), hubungan pemegang saham, hubungan dengan karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan pemerintahan (legeslatif dan eksekutif).


3.    Humas Sosial

Banyak aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari implikasi-implikasi komersial yang biasa. Berikut ini beberapa praktik humas dalam organisasi-orgganisasi sosial, latar belakang, dan penerapan-penerapannya.

a.    Humas Penegak Hukum

Termasuk dalam hal ini humas yang berada dalam kepolisian. Penegak hukum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik.

b.    Humas Organisasi Keagamaan

Organisasi-organisasi keagamaan sekarang mulai menyadari pentingnya media masa untuk mencapai para jamaah dari mempropagandakan doktrin-doktrin mereka.

c.    Humas Profesi

Profesi kedokteran, profesi pengacara, profesi wartawan, profesi artis dan sebagainya, juga tidak kalah dalam menggunakan pendekatan humas untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

d.   Humas Organisasi Sukarela

Ada banyak organisasi sukarela, puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan, dan kebanyakan mereka membutuhkan dana terus menerus. Sehingga dapat dikatakan pencarian dana merupakan tujuan pokok dari organisasi ini, dana ini nantinya untuk membiayai kerja sosial, kesejahteraan masyarakat, dan hal-hal lainnya. Menerbitkan majalah internal, surat edaran, selebaran-selebaran, publikasi, kop surat, dan sebagainya. Citra organisasi sosial sangat penting bagi kesuksesan baik dalam menarik dana bantuan ataupun menjamin kerjasama dari para pekerja sukarela. Disitulah perlunya organisasi sukarela memerlukan nasehat ahli humas dan menggunakan pendekatan kehumasan.

4.    Humas Organisasi Internasional

Lahirnya humas internasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi, transportasi, tukar menukar dibidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, timbulnya masalah internasional, dalam bidang ekonomi, politik dan sebagainya. Petugas humas akan di rekrut dari berbagai negara untuk menghindari bias. Media yang biasa digunakan adalah pers, film, konferensi,study group, dan sebagainya. Jelas bahwa aktivitas humas tidak dapat dibatasi oleh batasan-batasan Negara.


I.         Aspek Humas

1.       Aspek layanan

Aspek layanan untuk mengatur, mengotomatisasi, dan sinkronisasi proses-prinsipnya bisnis penjualan kegiatan, tetapi juga orang untuk pemasaran, layanan pelanggan, dan dukungan teknis. Tujuan keseluruhan adalah untuk menemukan, menarik dan menang klien baru, memelihara dan mempertahankan orang-orang perusahaan sudah memiliki, menarik mantan klien kembali ke flip,dan mengurangi biaya pemasaran dan pelayanan klien. Contoh: Pada sebuah perusahaan dibutuhkan layanan yang baik agar klien tertarik dan bertahan pada perusahaan tersebut

2.       Aspek komunikasi

Perubahan dengan memasukan aspek komunikasi atau hubungan dua arah (two-way communications). Definisi mengenai humas kemudian memasukkan kata-kata seperti reciprocal (timbal balik), mutual (saling) dan between (antara). Dengan demikian pengertian humas sudah mengandung pengertian aksi timbal balik (interaktif). Contoh: Sebelum para karyawan perusahaan melakukan unjuk rasa kenaikan gaji, public relations harus melibatkan semua staff perusahaan yang bersangkutan untuk mencegah aksi dan umpan balik. Public relations menggunakan informasi untuk mengembangkan sebuah rencana aksi dirancang untuk meminimalkan resiko unjuk rasa dan kemudian melaksanakan rencana terbaik sebelum terjadi unjuk rasa oleh karyawan perusahaan.

3.       Aspek kesetiaan

Mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi ,sikap dan opini untuk mencapai suatu kesuksesan sebuah perusahaan dimana dia berada. Contoh: menjaga suatu rahasia perusahaan oleh pegawai dan karyawan demi kelancaran jalannya perusahaan

4.       Aspek produktivitas

Filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena  makna produktivitas adalah keinginan (the will) dan upaya (effort) untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan disegala bidang (Sedermayanti,1996:142). Pandangan yang lebih mengandung arti filosofi itu memberi arti filosofi dan spirit yang cukup mendalam dan memungkinkan setiap orang yang memahaminya memandang kerja,baik secara individual atau kelompok dalam suatu organisasi sebagai suatu keutamaan dalam hal mengutamakan bekerja dengan mengacu kepada unsur efisiensi dan efektivitas yang merupakan penjabaran secara teknis dari konsep produktivitas. Menurut dewan produktivitas Nasional Indonesia 1983,dikatakan bahwa produktivitas mengandung pengertian sikap mental (attitude of mind) yang selalu mempunyai pandangan :'Mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin,dan esok lebih baik dari hari ini'. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan terbalik antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). (Sedermayanti,2009:197). Dapat dikatakan bahwa kinerja sebagai suatu hasil yang atau output dari suatu proses pelaksanaan tugas akan berpengaruh terhadap produktivitas/kerja.Semakin baik kinerja seorang pegawai ,berarti pegawai tersebut juga semakin produktif atau produktivitanya semakin meningkat. Contoh: Merancang iklan yang menarik dan berbeda dengan yang lain sehingga menarik klien untuk bergabung sehingga dapat meningkatkan produktivitas di perusahaan.

5.       Aspek etika moral

Public relation adalah merupakan salah satu profesi yang memiliki kode etik .Dalam public relation kode etik disebut sebagai kode etik publik relation atau kode etik kehumasan atau etika profesi humas. Professional Humas ( Public relation Officer by professional) berfungsi untuk menghadapi dan mengantisipasi tantangan kedepan,yaitu pergeseran sistem pemerintah otokratik menuju sistem reformasi yang lebih demokratik dalam era globalisasi yang ditandai dengan munculnya kebebasan pers ,mengeluarkan pendapat ,opini dan berekspresi yang terbuka ,serta kemampuan untuk berkompetitif dalam persaingan pasar bebas ,khususnya di bidang jasa teknologi informasi dan bisnis lainnya yang mampu menerobos batas-batas wilayah suatu negara ,sehingga dampaknya sulit dibendung oleh negara lain sebagai target sasarannya. Contoh: tidak menggunakan cara atau sistem yang menyinggung klien dalam proses berjalannya perusahaan.


J.      Manfaat Humas

Menurut Frank Jeffkins dalam bukunya Public Relations, manfaat khusus keberadaan Public Relations meliputi kegunaan PR dalam pengelolaan atau pelaksanaan, antara lain :

1.   Manajemen krisis

Tidak ada satu pun perusahaan yang bebas krisis. Minimal mereka mempunyai resiko mengalami krisis. Maka tim PR yang ada di dalam struktur perusahaan bertugas untuk menyelesaikan krisis yang terjadi dengan serangkaian persiapan dan kesiapan tersendiri.

2.   Penerbitan Desk-top

PR bertanggung jawab atas jurnal internal komputer perusahaan. Oleh karena itu, biasanya perusahaan memiliki bagian internal relations untuk mengurusi hal tersebut.

3.   Identitas perusahaan

Identitas perusahaan merupakan sebuah wahana komunikasi bagi segenap karyawan perusahaan, para pemilik saham, para agen atau dealer, konsumen, lembaga-lembaga keuangan dan berbagai pihak lainnya yang punya kepentingan dan kaitan dengan organisasi. Tim PR adalah bagian yang bertanggung jawab untuk menciptakan dan memelihara identitas sebuah perusahaan.

4.   Hubungan parlementer

PR wajib menjalin hubungan parlementer yang baik. Hubungan parlementer dalam konteks ini adalah hubungan-hubungan antara berbagai organisasi dengan pihak pemerintah, para anggota parlemen, serta para birokrat dari berbagai departemen dan instansi pemerintah. Legistator atau regulator adalah publik yang sangat penting dalam keberlangsungan usaha suatu perusahaan.

5.   PR financial

Sebagai sebuah perusahaan yang telah go public, maka perusahaan memerlukan tim PR yang melakukan kegiatan-kegiatan PR di seputar peristiwa keuangan atau bisnis dalam rangka mendukung rencana perusahaan kliennya untuk memasuki bursa saham atau dalam rangka mendukung peluncuran laporan keuangan tahunan.


K.    Prosedur Kerja Humas

Public Relations (PR) bukanlah kegiatan yang sembarangan, justru kegiatan ini membutuhkan perencanaan yang berkelanjutan untuk menguntungkan pertumbuhan perusahaan. Hal ini didasari oleh keyakinan bahwa kehidupan perusahaan akan bergantung pada opini publik. Oleh karena itu, kegiatan PR harus dilakukan untuk membentuk respon positif dari opini publik tersebut.

PR adalah seni dan ilmu dalam menganalisis suatu isu, memprediksi konsekuensi, mengorganisasi permasalahan, dan mengimplementasikan program rencana untuk melayani organisasi dan publik.

Hubungan PR merupakan hubungan dua arah. Di satu sisi, fungsinya adalah untuk menafsirkan sebuah organisasi untuk masyarakat. Sementara di sisi lainnya, kegiatan PR mampu melahirkan informasi mengenai apa yang diharapkan oleh publik.

Untuk melaksanakan kegiatan PR dengan baik, maka diperlukan proses. Mengingat, kegiatan PR tidak hanya mementingkan hasil akhir, namun juga cara yang ditempuh untuk memperoleh hasil akhir tersebut.

Dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lingkungan, seorang praktisi PR harus memiliki tahap-tahap dalam melakukan kegiatannya. Menurut Cutlip dan Center, ada empat proses public relations. Proses tersebut bersifat dinamis, sehingga setiap unsur yang ada pun berkesinambungan. Keempat proses tersebut adalah:

1.   Research (penelitian)

Seorang praktisi PR harus mengenal gejala dan penyebab permasalahan. Oleh sebab itu, praktisi PR perlu melibatkan dirinya dalam penelitian dalam pe-ngumpulan fakta. Ia perlu memantau dan membaca tentang pengertian, opini, sikap, dan perilaku orang-orang yang berkepentingan dan terpengaruhi oleh tindakan perusahaan. “What’s happening now?” merupakan kata-kata yang menjelaskan tahap ini. Seorang praktisi PR harus jeli dalam melihat data dan fakta yang erat sangkut pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap mendefinisikan penilitian, seorang praktisi PR harus meng-olah data faktual yang telah ada, mengadakan perbandingan, melakukan pertimbangan, dan menghasilkan penilaian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan ketelitian dari data faktual yang telah didapat. Proses PR tidak sesederhana pengumpulan data dan fakta, namun juga harus mengedepankan pengolahan, penelitian, pengklasifikasian, dan penyusun-an data sedemikian rupa sehingga memudahkan pemecahan masalah nantinya. Penelitian dalam pencarian data ini dapat dilakukan dengan cara-cara: survei dan poling, wawancara, focus group discussion, wawancara mendalam, dan walking around research.

2.   Planning (perencanaan)

Setelah tahap penelitian dan pencarian data, praktisi PR melanjutkan ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi PR melakukan penyusunan masalah. Ia melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah dan menentukan orang-orang yang akan menggarap masalah nantinya. Perencanaan ini tidak boleh diabaikan, namun harus dipikirkan secara matang karena turut menentukan suksesnya pekerjaan PR secara keseluruhan. Perencanaan disusun atas data dan fakta yang telah diperoleh, bukan berdasarkan keinginan PR. Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan publik. Kata kunci dari tahap ini adalah, “What should we do and why?”

3.   Action and Communication (aksi dan komunikasi)

Komunikasi sering kali dilakukan berdasarkan asumsi pribadi oleh seorang praktisi PR. Akibatnya, tindakan tersebut terkadang membawa hasil yang buruk dan tidak disarankan karena akan berisiko pada citra perusahaan. Tahap ini dilewati untuk mendapatkan jawaban pertanyaan, “How do we do it and say it”. Tujuan dan objektivitas yang spesifik harus dikaitkan untuk mencapai aksi dan komunikasi yang akan dilakukan oleh praktisi PR. Ia harus mampu mengkomunikasikan pelaksanaan program sehingga dapat mempengaruhi sikap publiknya yang kemudian mendorong mereka untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Selain itu, ia juga harus melakukan aksi dan melakukan kegiatan PR sebaik-baiknya. Kegiatan aksi ini merupakan kegiatan komunikasi, selayaknya komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan komunikasi organisasional.

4.   Evaluation (evaluasi)

Cara untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum adalah dengan mengadakan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur keefektifitasan proses secara keseluruhan. Pada tahap ini, ia pun dituntut untuk teliti dan seksama demi keakuratan data dan fakta yang telah ada. Akan tetapi, perlu diingat bahwa nama tengah seorang praktisi PR adalah ‘krisis’. Oleh karena itu, setelah selesai satu permasalahan, tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan masalah baru lagi. Dengan demikian, tahap ini juga sebagai acuan perencanaan di masa mendatang. Singkat kata, “How did we do?” menjadi acuan dalam tahap ini.


L.     Tugas Humas dalam Organisasi

Organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan kompleks. Didalamnya terdapat berbagai elemen yang saling berkaitan. Antara elemen memerlukan interaksi agar organisasi sebagai sistem dapat mencapai tujuannya. Humas adalah salah satu aspek dari elemen organisasi untuk ikut serta membantu mengelola interaksi organisasi dengan komponen-komponennya.

Menurut Grunig dan Hun, sebuah sistem terdiri dari aspek-aspek; lingkungan (Enveronment), pembatas (Boundary), masukan (Input),keluaran (Output), proses (troughtput), dan umpan balik (feedback). Selain itu, bentuk sistem organisasi terbagi menjadi tertutup dan terbuka. Organisasi tertutup adalah sistem organisasi yang tidak berinteraksi dengan lingkungannya, dalam artian semua elemen dan kebutuhan organsiasi dapat dipenuhi oleh internal organisasi. Sedangkan organisasi terbuka adalah sebaliknya, membutuhkan elemen dan interaksi dengan lingkungan luar.

Bagaimana keberadaan dan peran humas di dalam struktur organisasi ? ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan humas dalam struktur organisasi; (1) besar kecilnya organisasi, dan (2) kemauan pemimpinnya. Dalam organisasi Humas terdapat dua peran besar bagi humas, yaitu sebagai teknisi dan manajer. Sebagai manajer humas berperan sebagai:

1.   Expert preciber (ahli atau penasehat manajemen)

Praktisi humas dianggap sebagai seorang ahli yang bisa memberi solusi bagi permasalahan humas sebuah organisasi dan manajemen.

2.   Communications facilitator

Praktisi humas bertindak sebagai perantara, penghubung, penerjemah serta mediator, menjaga terwujudnya komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya.

3.   Problem solving process facilitator

Humas dilibatkan dalam memecahkan masalah organisasi, meskipun peranannya masih dalam koridor komunikasi.

Sedangkan Dozier mengidentifikasi dua peran tingkat menengah, yaitu:

1. Media relations role. Tugas praktisi humas memastikan media selalu mendapat informasi dari organisasi apa saja yang dibutuhkan dan dikhawatirkan media.

2. Communication and laison role. Humas bertugas sebagai perwakilan dari organisai dalam kegiatan-kegiatan untuk menciptakan peluang berkomunikasi antara organisasi dan publiknya.


M.   Media Humas

Media yang dapat digunakan oleh humas untuk mencapai tujuan–tujuan humas:

1.   Iklan

Rhenald Kasali dalam Manajemen Public Relation (1994) menyebutkan iklan korporat. Iklan korporat dapat dikatakan sebagai iklan yang tidak secara langsung menampilkan produk, melainkan lebih menampilkan “sosok” produsen. Iklan jenis ini lahir dari adanya hasil riset yang menunjukkan bahwa perilaku konsumen sebagian didorong oleh citra atu reputasi produsen. Masih menurut Rhenald (1994:151), setidaknya ada empat jenis iklan korporat, yakni public relation advertising, institutional advertising, corporate identify advertising, dan recruitment advertising.

a.    Public Relation Advertising

Adalah iklan yang ditujukan kepada masyarakat dengan tujuan menjelaskan tentang suatu hala menyangkut pelayanannya. Sifat pesanannya adalah informative atau sekedar pemberitahuan melalui media massa. Keuntungan iklan jenis ini adalah mengurangi kesalahan petugas humas dalam menyampaikan hal-hal yang mungkin belum dikuasai.

b.    Institutional Advertising

Iklan jenis ini bertujuan untuk memperkuat image dan awareness. Pesan-pesan yang disampaikan cenderung lebih filosofi. Keuntungan jenis iklan ini adalah menjadikan perusahaan tampil lebih “berwibawa” dan mengesankan “kebesarannya”

c.  Corporate Identity Advertising

Adalah jenis iklan yang menampilkan beberapa identitas perusahaan yang terdiri dari grafik, logo, warna identitas, nama perusahaan, dan desain fisik lainnya. Jenis iklan ini bisanya digunakan bila perusahaan ingin menyampaikan adanya perubahan identitas. Keuntungan iklan ini adalah dapat mempermudah masyarakat mengenal dan mengingat perusahaan.

d.  Recruitmen Advertising

Bentuk, ukuran, desain, penggunaan kata,, dan kejujuran dalam iklan lowongan pekerjaan menjadi pertimbangan tersendiri bagi masyarakat untuk menilai reputasi perusahaan. Praktisi humas yang care terhadap terbentuknya image perusahaan seharusnya dilibatkan dalam proses pembuatan iklan. Begitu pula perusahaan dapatmembuat dan merancang iklan yang membawa pesan image tertentu tentang perusahaannya secara elegan.

2.   Pameran

Selain iklan, pameran juga digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan humas. Kegiatan pameran, baik yang diadakan sendiri mupun organisasi lein, merupakan ajang publikasi yang baik. Pembukaan pameran yang biasanya dengan upacara dan mengundang beberapa pejabat atau tokoh masyarakat akan mengundang kedatangan pers. Bagian humas dapat juga memanfaatkan pameran untuk menyebarkan sebanyak mungkin publikasi melalui kartu, display, booklet, leaflet tentang perusahaan.  Stand pameran mencerminkan perusahaan, penjaga stand hars mencerminkan budaya organisasi, bahan-bahan pameran yang mencerminkan kualitas produk, dan sebagainya.

3.   Media Internal

Media internal atau dikenal dengan istilah majalah Ing-griya, merupakan suatu terbitan yang ditujukan untuk publik internal (karyawan dan keluarga karyawan), berisi tentang beberapa informasi perusahaan, sifatnya top down maupun bottom up, tujuannya untuk menciptakan kondisi yang well informed dan membina loyalitas antara karyawan dengan perusahaan. Terbitan Ing-griya dapat juga sebagai media publikasi tersendiri bagi perusahaan di kalangan eksternal publik.

4.   Fotografi

Kekuatan gambar (foto) melebihi kata-kata. Selalu member dampak otentik. Dalam humas sangat diperlukan sebagai bahan publikasi, laporan, berita, iklan, maupun untuk kepentingan arsip/dokumentasi. Foto yang digunakan untuk keperluan publikasi maupun yang lain mestinya tidak boleh bertentangan dengan terjaganya image perusahaan.

5.   Film

Film bagi humas merupakan media komunikasi, instruksi, riset dan sebaginya. Tidak hanya film dokumenter, film ceritapun merupakan media yang efektif. Dewasa ini melalui media televisi, film-film profesi bermunculan dan membawa misi mengangkat citra profesi tertentu. Tujuan film-film adalah membentuk image positif.

6.   Pers

Termasuk dalam kelompok media massa adalah radio, televisi, surat kabar, majalah, dan buku. Media massa yangmempunyai sifat serempak, dapat menjangkau khalayak luas dan priodik menjadi perhatian yang “agak berlebihan” bagi praktik humas. Banyak perusahaan yang khusus membentuk bagian humas atau mengangkat petugas humas untuk keperluan hubungan media massa ini. Beberapa kegiatan yang dilakukan huumas dalam hubungan ini adalah jumpa pers, perss tour, press clipping. Humas juga dapat memposisikan pers sebagai sumber informasi dan evaluasi.


Rabu, 22 Juli 2020

MATERI 1

Memahami konsep dasar sejarah 

KD : 3.1 Memahami konsep dasar sejarah (berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu             serta perubahan dan keberlanjutan )

         4.1 Menyajikan hasil pemahaman tentang konsep dasar sejarah(berpikir kronologis, diakronik,                sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan keberlanjutan )

A. Manfaat belajar sejarah

Pernahkah kita mengalami hal yang menurut kita itu buruk, contoh : jari kelingking kaki kita terbentur kaki meja, pacar tiba tiba mutusin kita, atau kita tiba-tiba dimarahi ibu kita karen memecahkan gelas. kalau itu terjadi kepd kalian setelahny kalian akan berbut apa ?, memarahi meja karena sudah membuat kaki kita kesakitan ? tiba tiba kita tidak mau membuka hati lagi untuk si doi karena takut dikecewa in lagi ? atau kita nangis guling guling ke kamar karena dimarahi ibu gara gelas tadi ?

yang pasti setelah kejadian yang tidak enak barusan, seharusnya kita lebih berhati hati lagi kan, meja nya kita singkirkan takut nanti ada yang kembali jadi korban kelingking kakinya, lebih berhati hati lagi kalau memilih doi atau mungkin lebih baik nggk pacaran, dan lebih berhati hati lagi kalau menggunakan alat dapur.

itu semua tejadi setelah kita mendpatkan pengalaman yang buruk, sama seperti sejarah, iya sangat penting karena itu akan menjadi pembelajaran kita di masa depan nanti, karena percaya gk percaya, fenomena/peristiwa sejarah itu akan terulang dengan tokoh yang berbeda, itulah kenapa seorang pakar sejarah selalu bisa memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan dengan membaca fenomena yang terjadi sekarang dan dimasa lalu, itu juga kenapa al-qur'an terdiri dari banyak sekali kisah kisah orang terdahulu, untuk diambil pembelajaran oleh kita dimasa sekarang.

sampai sini ada yang masih belum faham, kalau yang belum faham boleh di japri ke pak aldinya langsung ya !

 

B. Memahami konsep dasar sejarah

ada judul peristiwa sejarah "masa penjajahan bangsa belanda di indonesia dari tahun 1595 - 1945" dari judul terbut dapat dimbil kerangka bahwa sejarah memiliki ruang tau tempat kejadian perkara (negara indonesia) memiliki waktu atau periode (1595 - 1945), sama ketika kita main ke pantai sama keluarga pasti ketika kita menceritkan kembali ke temen atau orang lain kita akan berbicara waktu nya kapan dan kejadiannya dimana, faham ?

nah setelah kita memhami dari konsep dasar sejarah, maka lebih jauh kita akan mengenal tentang sinkronik, diakronik dan kronologi. sudah siap ?

C. Konsep berfikir diakronik

         Diakronis secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yakni dia dan khronos. Dia punya arti ‘melewati’ atau ‘melintas’, sedangkan khronos artinya ‘perjalanan waktu’. Dengan begitu, kita bisa mendefinisikan diakronis sebagai peristiwa yang dalam prosesnya melewati perjalanan waktu karena pokok dalam sejarah selalu berhubungan dengan segala sesuatu dalam sudut pandang waktu.

Dalam konsep berpikir sejarah, diakronis punya makna terhadap suatu peristiwa dengan cara penelusuran di masa lalu. Sebuah peristiwa sejarah tidak berdiri sendiri, tapi pasti dibarengi dengan peristiwa sebelumnya atau yang kita kenal dengan sifat kausalitas (sebab-akibat). Jadi, pola berpikir diakronis sangat mementingkan proses terjadi sebuah peristiwa.

Melalui pendekatan diakronis, sejarawan bertujuan untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu hingga memungkinkan penyebab sebuah peristiwa yang lahir dari peristiwa sebelumnya untuk ditafsirkan. Misalnya, dalam menjelaskan peristiwa menjelang Sumpah Pemuda, Oktober 1928, harus dijelaskan pula peristiwa-peristiwa yang jadi latar belakang kenapa terjadi sumpah pemuda. contoh : "peristiwa kemerdekaan republik indonesia dari tahun 1945-1950"

D. Konsep berfikir Sinkronis

Konsep berpikir yang satu ini ialah memahami sebuah peristiwa dengan mengabaikan aspek perkembangannya dan lebih memperluas ruang dalam peristiwa tersebut. Cara berpikir sinkronis sangat memengaruhi kelahiran sejarah baru yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu-ilmu sosial. Pengaruh ini bisa digolongkan dalam 3 jenis, yakni konsep, teori, dan permasalahan.

Contoh konsep berpikir sinkronis ialah pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang dijelaskan dengan menggunakan aspek sosial, ekonomi, dan politik. Jadi, dalam mempelajari sejarah, konsep berpikir sinkronis lebih meneliti kepada gejala-gejala yang meluas pada ruang, tapi dalam waktu yang terbatas.

contoh : dampak ekonomi pada masa kemerdekaan tahun 1945

 sip, segitu dulu di pertemun pertamanya, pertanyaan lebih lanjut hubungi nomor dibawah ini..... :D


Selasa, 07 April 2020


Keahlian yang harus dimiliki praktisi humas
Keahlian yang harus dimiliki praktisi humas ata staf public relations (PR) utamanya keterampilan komunikasi lisan (public speaking) dan komunikasi tulisan (menulis). Berikut ini keahlian yang harus dimiliki praktisi humas menurut Cutlip, Centre, dan Broom dalam Effective Public Relations dalam Komunikasi Antar Pribadi karya Dra. Yusriah Nasution, M.Pd.
1.      Writing (Menulis)
Menulis adalah keahlian utama yang harus dimiliki seorang praktisi humas atau petugas PR. Bukan sekadar tulis-menulis sembarangan; tulisan harus memuat unsur "green journalism". Tulisan yang biasa dibuat oleh seorang petugas PR bentuknya sebagai siaran berita atau rilis pers (press release), "surat berita "(newsletter), korespondensi, laporan, buklet, naskah pidato, naskah radio dan TV, skrip film, artikel majalah dan buletin, informasi produk, dan sebagainya.
2.      Editting (Mengedit)
Memeriksa komunikasi internal dan eksternal dalam bentuk publikasi.
3.      Media Relations (Hubungan dengan Media)
Hubungan dengan media, memberikan informasi, menanggapi permintaan informasi.
4.      Special Events (Kejadian khusus)
Merancang dan menangani konferensi pres, pameran, open house, perayaan ulang tahun perusahaan, pengumpulan dana, konteks, penghargaan, dan sebagainya.
5.      Speaking (Berbicara)
Berbicara mewakili organisasi atau merancang penampilan orang lain dihadapan publik.
6.      Production (Produksi)
Berkomunikasi dengan menggunakan keterampilan dan pengetahuan tentang multi media; termasuk seni fotografi, layout brosur,buklet, iklan institusional, publikasi periodikal, rekaman dan audit suara serta video tape, presentasi audio visual, dan lain-lain.
7.      Research (Penelitian)
Mengumpulkan informasi sehingga memudahkan organisasi untuk merencanakan program sesuai kebutuhan publik, monitoring efektivitas program Humas selama pelaksanaan dan evaluasi dampaknya.
8.      Programming & Counselling
Program dan bimbingan yang menentukan kebutuhan, prioritas, tujuaj, publik, sasaran dan strategi, bekerja sama dengan manajemen atau klien untuk proses pemecahan masalah.
9.      Training
Melatih atau bekerja sama dengan wakil-wakil organisasi untuk membuat persiapan menghadapi media, presentasi dan pemunculan publik lainnya.
10.  Management
Kegiatan administrasi operasi fungsi Humas, personalia, keuangan dan program.

Humas Internal
Kegiatan  humas internal  merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik internal organisasi/perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen yang berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti  karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya
Melalui kegiatan humas internal   diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari organisasi/perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar.
Humas Internal berfokus pada hubungan dengan karyawan/pegawai perusahaan, dan terutama aspek-aspek manusiawi.
Tingkat efektivitas dari Humas Internal dipengaruhi oleh :
Ø  Keterbukaan pihak manajemen
Ø  Kesadaran dan pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan para pegawai
Ø  Keberadaan seorang manajer komunikasi yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, namun jg didukung oleh sumber-sumber daya teknis yang modern
Kegunaan Humas Internal
Ø  Penjelasan kebijakan perusahaan & menampung keluhan-keluhan
Ø  Memelihara keterbukaan pemaparan laporan dan pembukuan tahunan
Ø  Perombakan Personalia
Ø  Penjelasan teknologi baru
Ø  Peningkatan keselamatan kerja
Ø  Penyampaian berita personallia
Ø  Paparan struktur manajemen
Ø  Sosialisasi penerbitan saham
Ø  Kesejahteraan pegawai
Ø  Humas internasional
Ø  Sosilisasi peraturan
Ø  Penyambung “lidah”
Ø  Umpan balik

Media Humas Internal
Ø  Jurnal Internal
Publikasi atau terbitan yang didistribusikan kepada anggota atau khalayak pendukung dari suatu organisasi
Jurnal diartikan secara luas sebagai bahan cetakan yang diterbitkan secara teratur.
Bentuk-bentuknya :
v  Majalah
v  Koran
v  Newsletter
Nawala (bahasa Inggris: Newsletter) merupakan alat komunikasi yang digunakan seorang humas dalam memberikan informasi mengenaiperusahaan, baik menyangkut produk yang dihasilkan, orang yang terlibat, serta informasi lain yang dapat membantu publiknya dalam berhubungan dengan urusan bisnisnya.
·   Untuk menyebarkan informasi dan menarik perhatian publik internal dan eksternal terkait keberlangsungan organisasi.
·   Upaya perusahaan untuk membangun dan menjaga hubungan baik dengan khalayaknya.
·   Membuat publik familier dengan perusahaan tersebut dan selanjutnya selalu ingin untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.
·   Untuk menunjukkan niat baik dari pihak manajemen organisasi.
v   Majalah dinding
·         Papan Pengumuman
·         Kaset Video Dan Cctv (Close Circuit Television)
·         Stasiun Radio Sendiri
·         Jaringan Telepon Internal
·         Kotak Saran
·         Siaran Umum
·         Obrolan Langsung
·         Dewan Pekerja
·         Presentasi Video Atau Slide
·         Literatur Pengenalan/Informasi
·         Konferensi Staf Dan Rapat Dinas
·         Inspeksi Pimpinan
Inspeksi adalah merupakan proses observasi dengan menggunakan mata.
·         Acara Kekeluargaan
·         Klub Sosial

Humas External
Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya.
Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.
Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan external public relations meliputi bagaimana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya kepada masyarakat, mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari publik maupun masyarakat, memelihara hubungan baik dengan pemerintah, mengetahui sikap dan pendapat publik terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers dan para opinion leader, memelihara hubungan baik dengan publik dan para pemasok yang berhubungan dengan operasional perusahaan dan mencapai rasa simpatik dan kepercayaan dari publik dalam masyarakat.
Kegiatan Eksternal Public Relations ini ditujukan untuk publik eksternal organisasi/perusahaan, yaitu keseluruhan elemen yang berada di luar perusahaan yang tidak berkaitan secara langsung dengan perusahaan, seperti masyarakat sekitar perusahaan, pers, pemerintah, konsumen, pesaing  dan lain sebagainya
Melalui kegiatan eksternal ini, diharapkan dapat menciptakan kedekatan dan kepercayaan publik eksternal kepada perusahaan. Dengan begitu maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara organisasi/ perusahaan dengan publik eksternalnya, sehingga dapat menimbulkan citra baik atas perusahaan dimata publiknya.

Media-Media Humas Eksternal
·         Jurnal Eksternal
·         Media Audio-visual
·         Literatur Edukatif ( bisa dalam bentuk Laporan, Majalah, Surat Kabar)
·         Komunikasi Lisan
·         Pameran
·         Seminar
·         Sponsor

Disusun sebagai referensi mata pelajaran tata kelola humas di SMK 1 JULI Cikajang