KERAJAAN DEMAK
dikutip dari wikipedia.org kesultanan demak merupakan kerajaan islam di jawa pertama yang telah berdiri pada abad ke 15 masehi. dikutip dari an-nur.ac.id kerajaan demak memiliki keterangan sebagai berikut :
1. Pendirian
Kerajaan Demak berdiri seiring dengan kemunduran Majapahit, kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara. Menurut beberapa sumber sejarah, seperti Babad Tanah Jawi dan Sejarah Banten, pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah, putra dari Raja Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China yang masuk Islam. Raden Patah awalnya adalah adipati di Palembang, namun kemudian pindah ke Demak dan mendirikan kerajaan Islam di sana pada tahun 1478 M¹².
Raden Patah mendapat dukungan dari Wali Songo, sembilan tokoh penyebar Islam di Jawa. Salah satu dari Wali Songo yang paling berpengaruh adalah Sunan Ampel, yang menjadi guru dan mertua Raden Patah. Sunan Ampel juga membantu Raden Patah dalam menghadapi serangan dari Majapahit yang masih ingin mempertahankan kekuasaannya.
2. Masa Kejayaan
Masa kejayaan Kerajaan Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546), putra dari Raden Patah. Sultan Trenggono berhasil memperluas wilayah kekuasaan Demak ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Ia juga mengirimkan pasukan untuk menyerang Malaka, yang saat itu dikuasai oleh Portugis. Salah satu panglima perang yang terkenal dari Demak adalah Fatahillah, yang berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis pada tahun 1527 M dan mengubah namanya menjadi Jayakarta³.
Sultan Trenggono juga membangun beberapa masjid dan menara sebagai pusat ibadah dan pendidikan Islam. Salah satu masjid yang dibangunnya adalah Masjid Agung Demak, yang memiliki arsitektur khas Jawa dengan atap bertingkat-tingkat. Masjid ini juga menyimpan beberapa benda bersejarah, seperti mimbar kayu yang dipercaya dibuat oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo.
3. Kemunduran dan Keruntuhan
Kemunduran dan keruntuhan Kerajaan Demak dimulai setelah wafatnya Sultan Trenggono pada tahun 1546 M. Ia tewas dalam sebuah pertempuran melawan Kerajaan Blambangan di Panarukan, Situbondo. Setelah kematian Sultan Trenggono, terjadi perebutan kekuasaan antara putra-putranya dan para adipati lainnya.
Sunan Prawoto, putra Sultan Trenggono, naik takhta sebagai raja Demak berikutnya. Namun, ia dibunuh oleh Arya Penangsang, putra dari Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar, yang merupakan saingannya dalam perebutan takhta. Arya Penangsang kemudian menjadi raja Demak selanjutnya.
Arya Penangsang juga menghadapi perlawanan dari Pangeran Hadiri atau Pangeran Kalinyamat, adipati Jepara yang merupakan saudara ipar Sultan Trenggono. Pangeran Hadiri berhasil mempertahankan Jepara dari serangan Arya Penangsang dan mendirikan Kerajaan Kalinyamat yang mandiri dari Demak.
Arya Penangsang akhirnya tewas pada tahun 1554 M oleh Ki Ageng Pemanahan, bawahan dari Pangeran Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, adipati Pajang. Ki Ageng Pemanahan menusuk Arya Penangsang dengan keris Kyai Setan Kober, yang merupakan milik Arya Penangsang sendiri. Dengan kematian Arya Penangsang, Kerajaan Demak pun runtuh dan digantikan oleh Kerajaan Pajang sebagai kerajaan Islam terkuat di Jawa.
4. Raja – Raja Demak
a. Raden Patah (1500-1518 M)
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, salah satu putra dari raja Majapahit dari istri raja yang berasal dari Cina yang telah masuk Islam. Raden Patah memimpin sejak 1500 M. Dibawah kepemimpinan Raden patah, Demak mampu berkembang menjadi pusat agama Islam uyang dikembangkan melalui peran Wali Songo. Periode kepemimpinan Raden Patah merupakan periode awal berkembangnya Islam di Jawa.
b. Adipati Unus (1518-1521 M)
Pasca meninggalnya Raden Patah pada tahun 1518 M, Kesultanan Demak diambil alih oleh putranya Adipati Unus (1488-1521 M). Keberaniannya dalam perang membuat Adipati Unus mendapatkan gelar Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun 1521, Adipati Unus memimpin penyerbuan ke Malaka yang dikuasai Portugis. Dalam pertempuran tersebut, Adipati Unus gugur dan digantikan oleh Sultan Trenggana, merupakan raja ketiga Kesultanan Demak.
c. Sultan Trenggana (1521-1546)
Kesultanan Demak mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Trenggana. Wilayah Demak meluas hingga ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Pada tahun 1527, dibawah pimpinan Fatahillah, Demak bersama Cirebon mampu mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa diganti menjadi “Jayakarta” yang berarti kemenangan yang sempurna. Pada tahun 1546 Demak melakukan penyerangan ke Penarukan Situbondo, yang dikuasai Kerajaan Blambangan, Sultan Trenggana tewas terbunuh dalam pertempuran ini.
d. Sunan Prawata (1546-1549 M)
Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggana. Pasca terbunuhnya Sultan Trenggana, perpindahan kekuasaan ke anaknya tidak berjalan mulus. Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berusaha untuk menduduki kekuasan Kesultanan Demak dengan mengalahkan Sunan Prawata, putra Sultan Trenggana. Sunan Prawata membunuh Pangeran Surowiyoto yang menyebabkan surutnya dukungan kepada Sunan Prawata. Akibatnya, Sunan Prawata memilih memindahkan pusat kerajaan ke Pati. Masa kekuasaan Sunan Prawata tidak berlangsung lama setelah Arya Penangsang, putra dari Surowiyoto melakukan pembunuhan terhadap Sunan Prawata pada tahun 1549 M.
e. Arya Penangsang (1549-1554 M)
Arya Penangsang menduduki tahta Kerajaan Demak setelah melakukan pembunuhan terhadap Sunan Prawata. Selain itu, ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri / Kalinyamat sebagai penguasa Jepara yang dianggapnya berbahaya bagi kekuasaannya. Hal ini membuat para adipati Demak tidak senang, salah satu diantaranya adalah Hadiwijaya dari Pajang. Kekusaan Demakpun dipindah dari Demak ke Jipang, wilayah kekuasaan Arya Penangsang. Masa pemerintahan Arya Penangsang berakhir pada tahun 1554 setelah Hadiwijaya yang dibantu Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi dan anaknya Sutawijaya melakukan pemberontakan. Arya Penangsang tewas dan kedudukan Sultan Demak diduduki oleh Hadiwijaya yang memindahkan kekuasannya ke Pajang, menandai berakhirnya Kerajaan Demak.
5. Peninggalan Kerajaan Demak
a. Soko Tatal
Soko Tatal berbentuk tiang penyangga dari Masjid Agung Demak. Selain Soko Tatal juga ada Soko Guru. Soko Guru merupakan tiga buah tiang berdiameter sakitar satu meter untuk menyangga Masjid Agung Demak. Sedangkan Soko Tatal sendiri terbuat dari potongan kayu yang berasal dari kayu siswa pembuatan dari Soko Guru.
b. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota. Diperkirakan masjid ini didirikan pada tahun 1479 M. Hingga kini Masjid Demak masih kokoh berdiri di pusat kota Demak setelah beberapa renovasi.
c. Pawastren
Pawastren merupakan tempat berwudhu untuk jamaah perempuan. Pawastren memiliki dinding yang sangat indah dengan ukiran berupa motif majapahitan atau dinamakan maksurah.
Makam Kalijaga
Makam Sunan Kalijaga terletak di Desa Kadilangu, Kecamatan Demak. Makam Sunan Kalijaga menjadi situs yang sering didatangi peziarah dari berbagai wilayah tanah air dan menjadi peninggalan Kerajaan Demak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar