Jumat, 02 Februari 2024

BEST PRACTICE PPL PPG DALAM JABATAN

 

MENGATASI RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS X MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PERBANTUAN CARD SLOT

A.     INFORMASI UMUM

  LPTK                                       : UNIVERSITAS SILIWANGI

  Lokasi pelaksanaan PPL         : SMKS 1 JULI Cikajang kelas x otomatisasi perkatoran

  Ruang lingkup                        : Sekolah menengah kejuruan KCD XI

  Tujuan yang inngin dicapai    : meningkatkan daya literasi siswa dalam memahami

                                                    Peristiwa sejarah pada mata pelajaran sejarah Indonesia

  Penulis                                    : Aldi Fajar Nugraha

  Tanggal praktek                      : 23 Januari 2024

  Topik pembelajaran                : konsep kerajaan islam

B.    PENDAHULUAN

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program of International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018, minat baca Indonesia menempati peringkat ke-89 dari 79 negara. Dengan kata lain, Indonesia masuk dalam bagian 10 negara yang memiliki tingkat literasi terendah di antara negara-negara yang disurvei, ini terasa saat penulis melakukan pembelajaran dikelas, banyak siswa tidak bisa mengambil atau menyimpulkan isi dari sebuah paragraph apalagi dalam memahami suatu peristiwa sejarah, maka dalam kesempatan PPL PPG Dalam Jabatan ini saya mencoba membuat sebuah solusi untuk merangsang siswa agar mau untuk membaca, cara saya mengatasi permasalah tersebut adalah dengan membuat sebuah inovasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang dirasa bisa efektif dalam merangsang daya literasi siswa, bagaimana penulis melakukannya dan apakah model pembelajaran ini efektif, berikut pemaparannya .

C.    SITUASI

            Situasi yang dimaksud adalah kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa best practice (praktik baik) ini penting dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab mahasiswa PPG Daljab. Dalam hal ini Situasi atau kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah :

1.      banyak siswa/i yang tidak bisa mengambil kesimpulan terkait sebuah peristiwa sejarah.

2.   kondisi sekolah yang kurang mendukung literasi siswa menjadi faktor lain kurangnya daya literasi siswa di sekolah

3.   Media sosial cenderung membuat anak memiliki daya literasi rendah, bukan tidak mau membaca tetapi informasi yang mereka terima cenderung tidak utuh.

4.      Kurangnya minat siswa dalam mempelajari sejarah

5.  Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru untuk mendorong siswa dalam membaca sangat kurang.

Dari latar belakang diatas maka Praktek pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan mengingat kemampuan membaca itu sangat penting di era sekarang, buta huruf di zaman sekrang itu bukan berarti anak tidak mampu untuk mengenal huruf atau membaca kata, namun ketidak mauan anak dalam membaca juga menjadi salah satu kriteria buta huruf, maka dengan apa yang saya bagikan ini diharapkan mampu untuk menggali dan merangsang anak supaya mau untuk membaca, saya sadar bahwa yang saya lakukan masih banyak kekurangan, model dan metode yang saya terapkan masih bisa untuk dikembangkan lebih jauh lagi, maka dari itu tulisan ini penting untuk menjadi bahan acuan pembelajaran yang mendorong daya literasi siswa.

Adapun peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah menjadi mediator untuk anak bisa belajar, menjadi pendidik untuk anak mampu memahami suatu materi pembelajaran, bertanggung jawab untuk membuat desain pembelajaran yang menarik, inovatif juga efektif ketika diterapkan di kelas, dan mudah mudahan tidak hanya untuk mata pelajaran sejarah, model dan metode yang saya terapkan juga bisa diterapkan di mata pelajaran yang lain.

D.    TANTANGAN

        Berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa tantangan yang akan dihadapi guru antara lain

  1. Tidak adanya sarana penunjang literasi yang baik di sekolah, perpustakaan hanya memuatbuku yang tidak relevan dengan materi sejarah yang akan dipelajari
  2. Model pembelajaran yang inovatif menjadi faktor penting tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut, dan selama ini kebiasaan siswa hanya menjadi pendengar saya ketika guru menjelaskan (teacher centre).
  3. Selain mendorong siswa untuk membaca, model dan media pembelajaran yang digunakan juga harus memancing rasa penasaran dan minat siswa terhadap pembelajaran sejarah yang ingin di berikan

Dari ketiga tantangan tersebut peran guru sangat penting dalam membuat media dan model pembelajaran yang menarik, sementara peran siswa adalah bagaimana ia bisa memahami dan menyimpulkan narasi dari materi yang telah dipelajari ketika pembelajaran berlangsung.

E.     AKSI

Aksi yang dimaksud meliputi Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, strategi apa yang digunakan, bagaimana prosesnya, apa saja sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut. Adapun langkah dan strategi yang penulis lakukan antara lain :

1.      Memilih model pembelajaran yang cocok

Model pembelajaran menjadi hal sangat penting untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, model pembelajaran ini harus bisa mewadahi daripada tujuan pembelajaran itu sendiri, dari pemaparan diatas, tidak mungkin kalua model yang dipilih hanya berupa ceramah, maka penulis dalam hal ini mencoba meningkatkan daya literasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning, karena penulis merasa model pembelajaran ini cocok untuk mendorong siswa membaca, karena proses penemuan suatu sejarah tidak akan bisa tanpa si anak membaca.

Namun selain discovery learning ini sangat efektif dalam meningkatkan daya literasi siswa, terdapat kelemahan kelemahan yang terdapat dalam model ini, salah satunya adalah menurut Hosnan dalam Suherti (2016:60) yaitu terjadi kegagalan mendeteksi masalah dan adanya kesalah pahaman antara guru dengan pesrta didik selain itu juga Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan. Maka dari kelemahan tersebut maka penulis menggabungkan model discovery learning ini dengan perbantuan card slot, diharapkan model pembelajaran ini bisa saling melengkapi ketika pembelajaran berlangsung sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

2.      Pemilihan media pembelajaran yang inovatif

Setalah pemilihan model pembelajaran yang dirasa efektif, maka selanjutnya dalah membuat media semenarik mungkin agar siswa nyaman dalam pembelajaran, media yang dibuat bisa secara fisik maupun digital, penulis membuat media pembelajaran berupa kartu materi yang didalamnya berisi petunjuk dari sebuah catatan sejarah.

Selain dari kartu, media lain yang menjadi penunjang pembelajaran antara lain adalah video pembelajaran, untuk memberikan pengetahuan dasar kepda siswa, power point, dan laptop sebagai media dalam menayangkan materi pembelajaran. Kertas karton yang diberikan kepada siswa sebagai bahan kreasi siswa untuk membuat temuan materinya lebih menarik.

Sumber referensi untuk sejarah juga penting, keterbatasan sumber bacaan sejarah fisik disekolah dapat diatasi dengan sumber bacaan di internet, namun untuk mengurangi mis konsepsi dalam membuat penemuan sejarah, penulis membuat referensi sendiri berupa website blogger untuk bahan acuan siswa dalam membuat penemuan sejarah.

3.      Pemilihan strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran juga penting, mengingat tidak selalu model pembelajaran yang sama dapat diterapkan dengan strategi yang sama di kelas yang sama, strategi yang saya lakukan untuk ketercapaian tujuan pembelajaran adalaha dengan cara diskusi kelompok, setiap kelompok membuat produk berupa narasi sejarah dalam karton yang telah disediakan, kartu materi berfungsi sebagai petunjuk untuk membuat narasi sejarah dalam karton dan sumber referensi sejarah berupa website berfungsi sebagai bahan bacaan awal peserta didik, setelah selesai siswa membuat penemuan dalam bentuk narasi, maka hasil tersebut di presentasikan dan diberikan umpan balik.  

F.     REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK

Dampak dari aksi yang telah penulis lakukan sangat berdampak positif sekali dalam bermbelajaran, hal ini dapat dilihat dari penggunaan model pembelajaran yang gabungkan dengan pemilihan card slot sangat efektif dalam merangsang siswa untuk membaca, dengan media kartu materi, membuat anak terpacu untuk merangkai petunjuk - petunjuk sejarah untuk mereka narasikan dalam karton, terbukti ketika pembelajaran setiap kelompok sangat antusias dalam membuat rangkai petunjuk sejarah tersebut.

Selain daripada itu, model yang penulis buat juga tidak semerta merta sempurna, ada kelemahan yang penulis rasakan dalam menerapkan model dan metode ini, terutama di management waktu, langkah pembelajaran yang panjang dengan waktu pembelajaran sejarah di SMK hanya 2 JP yakni hanya 90 menit, membuat model dan metode ini belum efektif di waktu, karena untuk merangkai narasi sejarah pun sudah memakan waktu 1 JP belum dengan pembukaan dan penayangan video, maka kedepannya, untuk model dan metode yang telah penulis susun melalui modul ajar, sebaiknya dibuat 2 atau lebih pertemuan, terutama untuk SMK.

G.    KESIMPULAN

Minat literasi siswa menjadi sangat penting untuk menjawab berbagai macam tantangan di era ini, dengan kemampuan literasi yang baik, seseorang bisa lebih memahami suatu permasalahan dan lebih bisa mengatasinya, maka daya literasi ini harus dibangun se dini mungkin baik di lingkungan keluarga ataupun di lingkungan sekolah, untuk membangun daya literasi yang bagus di sekolah, perlu perhatian khusus  dari berbagai macam komponen, baik itu kepala sekolah, guru maupun elemen yang lainnya, sehingga ketika siswa memiliki daya literasi yang bagus, akan banyak terbentuk pemahaman yang nantinya akan menimbulkan daya berfikir kritis siswa, daya berfikir kritis dapat menumbuhkan sebuah daya berfikir tingkat tinggi atau dalam kata lain HOTS, dari HOTS tersebut, memungkinkan siswa bisa menemukan hal hal yang baru dalam pembelajaran.

Pada mata pelajaran sejarah, daya literasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menghindari mis konsepsi dari suatu peristiwa sejarah, sehingga pengetahuan akan sejarah menjadi utuh, siswa dapat memahami dengan baik bahkan bisa menyangkal bukti sejarah apabila mereka rasa itu salah, tentunya dengan pengetahuan yang mereka punya dari membaca, dan bagaimana daya literasi di pembelajaran sejarah ini muncul di para siswa/I tentunya tidak terlepas dari peran pendidik yang menjadi fasilitator para siswa – siswinya, model dan metode pembelajaran yang baik sesuai dengan IPTEK dan pengalaman dari pendidik tersebut menjadi hal yang penting untuk membentuk siswa dalam hal literasi.

Sejalan dengan pemaparan di atas penulis mencoba menerapkan model pembelajaran discovery learning dengan perbantuan playing card slot untuk meningkatkan daya literasi siswa dan hasilnya sejauh ini sangat efektif hanya kurang di management waktu saja terbukti dari hasil assemen dan observasi di lapangan sangat memuaskan.

H.    DAFTAR PUSTAKA

https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/mengkaji-kembali-hasil-pisa-sebagai-pendekatan-inovasi-pembelajaran--untuk-peningkatan-kompetensi-li diposting pada 5 Desember 2022 pkl. 11:00 Oleh Hadi Wuryanto, S.Kom., M.A. dan Moch. Abduh, Ph.D.

Suherti, Euis & Rohimah, Siti Maryam. (2016). Bahan Ajar Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu. Universitas pasundan: PGSD 

I.     RENCANA TINDAK LANJUT

Berdasarkan hasil pemaparan tersebut diatas, rencana tindak lanjut yang akan saya lakukan setelah ppg antara lain :

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran inovatif dengan memperhatikan model dan media pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik.

2.   Membuat program pojok literasi untuk memfasilitasi anak supaya mau membaca, dan berusaha mensosialisasikan dengan penuh tanggung jawab kepada siswa tentang pentingnya membaca dan memiliki budaya literasi yang baik.

3.  Meningkatkan pengetahuan dan berinovasi terkait pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dengan memperbanyak wawasan melalui kegiatan workshop atau webinar.

4.  Menginformasikan best practice ini kepada rekan guru sejawat dan rekan guru mapel lainnya untuk diterapkan, serta menginformasikan best practice ini pada PMM atau media sosial lainnya.

 J.    DOKUMENTASI KEGIATAN

Proses pemberian materi berupa kartu materi didalam amplop


 Proses diskusi kelompok



Membuat narasi sejarah dari kartu materi yang telah diterima


Presentasi hasil diskusi kelompok

Kartu materi

K.    VIDEO PRAKTEKNYA



Senin, 15 Januari 2024

MATERI AJAR KONSEP KERAJAAN ISLAM Pt 5

 KERAJAAN MATARAM ISLAM

Dikutip dari gramedia.com yang ditulis oleh fandi uraian kerajaan mataram adalah sebagai berikut.

Panembahan Senopati pada tahun 1584 mendeklarasikan terbentuknya Kesultanan atau Kerajaan Mataram Islam di alas Mentaok. Alas Mentaok adalah sebuah daerah yang saat ini dikenal dengan sebutan kota Yogyakarta.

Setelah Kesultanan Pajang runtuh di tahun 1587, Kesultanan Pajang akhirnya mengakui keberadaan Kerajaan Mataram Islam.

Panembahan Senapati selaku pendiri dari Kesultanan Mataram Islam kemudian menobatkan dirinya sebagai raja sekaligus sultan pertama yang memiliki gelar Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601 dan dimakamkan di Kotagede Yogyakarta.

Setelah beliau wafat, kepemimpinan Kerajaan Mataram dilanjutkan oleh Raden Mas Jolang yang bergelar Susuhunan Hanyakrawati yang merupakan ayah dari Sultan Agung.

1. Letak Kesultanan atau Kerajaan Mataram

Seperti penjelasan sebelumnya, Kerajaan Mataram Islam berlokasi di alas Mentaok yang saat ini sudah menjadi Yogyakarta.

Adapun pusat pemerintahan Kesultanan Mataram saat itu adalah di Kutagede atau saat ini lebih dikenal dengan sebutan Kotagede.

Beberapa sumber juga menyebutkan jika wilayah kesultanan atau kerajaan Mataram Islam pada awalnya hanyalah sebuah hutan. Di tengah hutan tersebut berdiri sebuah istana tua yang dikenal sebagai Mataram Hindu. Area Mataram Hindu ini adalah wilayah yang dikuasai oleh kerajaan Pajang hingga akhir abad ke 16 M.

Asal mula berdirinya Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman serta di awainya kerajaan Islam pertama di Jawa yaitu Deman Bintoro, dilanjutkan dengan Kerajaan Pajang dan cerita di balik kemegahan Kerajaan Mataram Islam dapat kamu temui pada buku Menelusuri Jejak Mataram Islam Di Yogyakarta.

Dalam sebuah tulisan di digital Library UIN Surabaya juga disebutkan bahwa lokasi tersebut dianugerahkan oleh Sultan Pajang untuk Ki Ageng Pemanahan bersama putranya Panembahan Senapati.

Lokasi tersebut diberikan sebagai bentuk jasa mereka dalam keikutsertaannya dalam pertempuran yang mengalahkan Adipati Jipang Panolan dan Arya Penangsang. Setelah diberikan, daerah itupun dibersihkan oleh Ki Ageng Pemanahan.

Tanah yang diberikan oleh Sultan Pajang untuk Ki Ageng Pemanahan tersebut merupakan sebuah hutan atau mentaok yang terletak di kota Gede, Yogyakarta. Berawal dari wilayah inilah, Kesultanan atau Kerajaan Mataram Islam terus berkembang dan mencapai puncak kejayaannya.

Sebuah sumber tulisan menambahkan jika Jawa sebenarnya Jawa bisa dikuasai oleh Kesultanan Mataram Islam ketika Sultan Agung atau Raden Mas Rangsang masih yang memimpin pada tahun 1613 hingga 1645 jika para pendahulunya berhasil mengambil ibu kota di wilayah Kotagede. Selanjutnya Sultan Agung bisa mengambil ibukotanya di wilayah Kera atau Kerta.

Kejayaan Kerajaan Mataram saat itu juga tidak terlepas dari kekuatan Panembahan Senapati yang berhasil lepas dari cengkaraman Pajang. Runtuhnya Kerajaan Pajang juga menjadi puncak kejayaan dari Kerajaan Mataram.

Seorang sastrawan juga menjelaskan jika Panembahan Senapati mulai memperluas wilayah kekuasaan Mataram Islam secara lebih besar di sepanjang Bengawan Solo hingga ke Jawa bagian timur dan barat. Tak sampai di situ saja, wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram juga makin meluas dari Jipang, Madiun, Kediri, Ponorogo, Magetan hingga Pasuruan. Di wilayah barat, Kerajaan Mataram Islam juga berhasil menaklukan wilayah Cirebon dan Galuh pada tahun 1595. Di tahun 1957, Panembahan Sanepati berusaha menaklukkan Banten, sayangnya usaha tersebut gagal karena transportasi air yang sangat kurang. Seiring berkembangnya wilayah kekuasaan yang berhasil ditaklukkan Kerajaan Mataram Islam, kekuatan militer serta berbagai aspek di bidang kehidupan di kerajaan ini pun semakin maju.

2. Masa awal dan Kejayaan Kerajaan Mataram Islam

Ketika Sultan Agung Hanyakrakusuma memimpin Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1613 hingga 1645 M, kejayaan Kerajaan Kesultanan Mataram semakin berada di puncak. Di eranya, Sultan Agung berhasil menguasai banyak daerah kekuasaan di berbagai wilayah di Jawa.

Selain itu, kemajuan Kerajaan Mataram Islam di bawah kepemimpinan Sultan Agung juga berhasil menyentuh banyak aspek kehidupan masyarakat saat itu. Beberapa di antaranya ialah pada bidang ekonomi, keagamaan, budaya, hukum, pemerintahan dan masih banyak lagi. Di masa kepemimpinannya, Sultan Agung memiliki beberapa kebijakan penting dalam bidang ekonomi yang diusungnya yakni sektor pertanian, fiskal dan juga moneter.

Pada era Sultan Agung beliau membangun sektor pertanian dengan memberikan tanah kepada petani dan membentuk forum komunikasi sebagai tempat pembinaan. Adapun dalam urusan fiskal, Sultan Agung mengatur regulasi pajak yang tidak memberikan beban kepada rakyat.

Kemudian pada bidang moneter Sultan Agung membentuk lembaga keuangan untuk mengelola dana kerajaan. Di bidang keagamaan dan hukum Islam, Sultan Agung juga menerapkan aturan yang sesuai dengan aturan Islam.

Tak hanya itu, ulama pada kala itu juga diberikan ruang untuk bekerja sama dengan pihak kerajaan. Bahkan, Sultan Agung juga menetapkan penanggalan atau Kalender Jawa sejak tahun 1633 di mana penghitungan tanggal tersebut merupakan kombinasi kalender Saka dan Hijriah.

Pada bidang kebudayaan dan kesenian, Sultan Agung juga termasuk pemimpin yang sangat berperan dalam memajukan kesenian wilayahnya. Menurut sumber sejarah, berbagai jenis tarian, gamelan hingga wayang sangat berkembang pesat di bawah kepemimpinan Sultan Agung.

Selain mengawal kemajuan kesenian, Sultan Agung juga turut serta dalam menghasilkan karya seni berupa Serat Sastra Gendhing. Sastra bahasa di zaman tersebut juga semakin berkembang ketika Sultan Agung mulai memberlakukan penggunaan tingkatan bahasa di wilayah luar Yogyakarta hingga Jawa Timur. Sultan Agung juga termasuk pemimpin yang menginisiasi terbentuknya provinsi dengan memilih adipati sebagai kepala wilayah di setiap daerah yang dikuasai Mataram.

3. Runtuhnya Kesultanan Mataram Islam

Runtuhnya Kesultanan Mataram Islam dimulai ketika Sultan Agung kalah dalam sebuah misi yang bertujuan untuk merebut Batavia. Saat itu Sultan Agung berjuang menaklukkan seluruh wilayah Jawa dari tangan Belanda.

Setelah peristiwa kekalahan tersebut, aspek ekonomi para masyarakat di Kesultanan Mataram Islam semakin melemah karena banyak masyarakat yang dikerahkan untuk menghadapi perang. Dengan demikian, pihak kerajaan serta masyarakat pun tidak mampu lagi memperbaiki kondisi ekonomi yang terjadi kala itu.

Keruntuhan Kesultanan Mataram Islam juga disebabkan oleh adanya rasa dendam dan juga permusuhan dari Wangsa Sailendra kepada Jawa yang tidak pernah berhenti. Permusuhan ini terus menerus terjadi hingga Wangsa Isana meraih kekuasaan selanjutnya.

Saat Mpu Sindok memimpin pemerintahan di Jawa Timur, pasukan Sriwijaya datang untuk menyerang wilayahnya. Pada akhirnya pertempuran pun terjadi di wilayah Anjuk Ladang yang sekarang telah dikenal dengan sebutan kota Nganjuk, Jawa Timur. Pertempuran itupun dimenangkan oleh kubu Mpu Sindok.

4. Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam yang merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di tanah air tentulah memiliki banyak barang peninggalan. Barang peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam selain menjadi situs atau sumber sejarah kepada para generasi di tanah air juga bisa menjadi tempat wisata. Berikut ini merupakan beberapa sumber sejarah sekaligus peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang masih bisa ditemui hingga hari ini.

a) Karya Sastra Ghending dari Sultan Agung

b) Adanya tahun Saka

c) Adanya kerajinan perak



d)      Adanya tradisi Kalang Obong. Adapun tradisi Kalang Obong ini sendiri ialah tradisi kematian orang Kalang yang dilakukan dengan cara membakar berbagai peninggalan orang yang telah meinggal.

Kue Kipo sumber:yummy.co.id
e)   Terdapat kuliner khas Kue Kipo. Kue Kipo merupakan makanan khas masyarakat dari Kota Gede. Menurut beberapa orang, makanan ini telah ada sejak masa Kerajaan Mataram Islam berdiri.
pertapaan Kembang Lampir sumber:detik.com
f) Terdapatnya pertapaan Kembang Lampir. Tempat ini merupakan tempat Ki Ageng Pemanahan melakukan pertapaan untuk menerima wahyu kerajaan Mataram Islam

Segara Wana dan Syuh Brata sumber: republika.co.id

g)      Terdapat Segara Wana dan Syuh Brata yang merupakan meriam-meriam peninggalan Kerajaan Mataram Islam. Meriam-meriam tersebut diberikan oleh Belanda atas perjanjian bersama Kerajaan Mataram Islam di masa kepemimpinan Sultan Agung


candi sewu sumber:hidupsimpel.com

h)      Terdapatnya berbagai puing-puing candi Hindu dan Budha di aliran Sungai Opak serta di sekitar aliran Sungai Progo

i)       Terdapatnya Batu Datar yang berada di Lipura. Lokasi Lipura tidak jauh dari barat Daya Kota Yogyakarta

pakaian Kiai Antakusuma sumber: boombastis.com

j)       Terdapatnya pakaian peninggalan Kiai Gundil atau dikenal juga dengan sebutan Kiai Antakusuma

Masjid Agung Negara sumber: cakrawala.co

k)      Terdapatnya Masjid Agung Negara yang telah dibangun sejak tahun 1763 oleh PB III

l)       Terdapatnya Masjid Jami Pakuncen yang didirikan oleh Sunan Amangkurat I

Gapura Makam Kota Gede sumber:guideku.com

m)   Terdapatnya Gapura Makam Kota Gede yang menjadi perpaduan antara corak Hindu dan juga Islam

n)      Terdapatnya Masjid yang berada di Makam Kota Gede

Bangsal Duda sumber:aroebinang.com

o)      Terdapatnya Bangsal Duda

Rumah Kalang sumber:wikipedia.org

p)      Terdapatnya Rumah Kalang

q)      Terdapatnya berbagai makam dari raja-raja Mataram yang berada di Imogiri

r)       Terdapatnya Gerbang Makam Kota Gede


MATERI AJAR KONSEP KERAJAAN ISLAM Pt 4

KERAJAAN DEMAK

dikutip dari wikipedia.org kesultanan demak merupakan kerajaan islam di jawa pertama yang telah berdiri pada abad ke 15 masehi. dikutip dari an-nur.ac.id kerajaan demak memiliki keterangan sebagai berikut : 

1. Pendirian

Kerajaan Demak berdiri seiring dengan kemunduran Majapahit, kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Nusantara. Menurut beberapa sumber sejarah, seperti Babad Tanah Jawi dan Sejarah Banten, pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah, putra dari Raja Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China yang masuk Islam. Raden Patah awalnya adalah adipati di Palembang, namun kemudian pindah ke Demak dan mendirikan kerajaan Islam di sana pada tahun 1478 M¹².

Raden Patah mendapat dukungan dari Wali Songo, sembilan tokoh penyebar Islam di Jawa. Salah satu dari Wali Songo yang paling berpengaruh adalah Sunan Ampel, yang menjadi guru dan mertua Raden Patah. Sunan Ampel juga membantu Raden Patah dalam menghadapi serangan dari Majapahit yang masih ingin mempertahankan kekuasaannya.

2. Masa Kejayaan

Masa kejayaan Kerajaan Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546), putra dari Raden Patah. Sultan Trenggono berhasil memperluas wilayah kekuasaan Demak ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Ia juga mengirimkan pasukan untuk menyerang Malaka, yang saat itu dikuasai oleh Portugis. Salah satu panglima perang yang terkenal dari Demak adalah Fatahillah, yang berhasil merebut Sunda Kelapa dari Portugis pada tahun 1527 M dan mengubah namanya menjadi Jayakarta³.

Sultan Trenggono juga membangun beberapa masjid dan menara sebagai pusat ibadah dan pendidikan Islam. Salah satu masjid yang dibangunnya adalah Masjid Agung Demak, yang memiliki arsitektur khas Jawa dengan atap bertingkat-tingkat. Masjid ini juga menyimpan beberapa benda bersejarah, seperti mimbar kayu yang dipercaya dibuat oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo.

3. Kemunduran dan Keruntuhan

Kemunduran dan keruntuhan Kerajaan Demak dimulai setelah wafatnya Sultan Trenggono pada tahun 1546 M. Ia tewas dalam sebuah pertempuran melawan Kerajaan Blambangan di Panarukan, Situbondo. Setelah kematian Sultan Trenggono, terjadi perebutan kekuasaan antara putra-putranya dan para adipati lainnya.

Sunan Prawoto, putra Sultan Trenggono, naik takhta sebagai raja Demak berikutnya. Namun, ia dibunuh oleh Arya Penangsang, putra dari Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar, yang merupakan saingannya dalam perebutan takhta. Arya Penangsang kemudian menjadi raja Demak selanjutnya.

Arya Penangsang juga menghadapi perlawanan dari Pangeran Hadiri atau Pangeran Kalinyamat, adipati Jepara yang merupakan saudara ipar Sultan Trenggono. Pangeran Hadiri berhasil mempertahankan Jepara dari serangan Arya Penangsang dan mendirikan Kerajaan Kalinyamat yang mandiri dari Demak.

Arya Penangsang akhirnya tewas pada tahun 1554 M oleh Ki Ageng Pemanahan, bawahan dari Pangeran Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, adipati Pajang. Ki Ageng Pemanahan menusuk Arya Penangsang dengan keris Kyai Setan Kober, yang merupakan milik Arya Penangsang sendiri. Dengan kematian Arya Penangsang, Kerajaan Demak pun runtuh dan digantikan oleh Kerajaan Pajang sebagai kerajaan Islam terkuat di Jawa.


dikutip dari sumber lain : Sejarah Kerajaan Demak (sma13smg.sch.id)

4. Raja – Raja Demak

a. Raden Patah (1500-1518 M)

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah, salah satu putra dari raja Majapahit dari istri raja yang berasal dari Cina yang telah masuk Islam. Raden Patah memimpin sejak 1500 M. Dibawah kepemimpinan Raden patah, Demak mampu berkembang menjadi pusat agama Islam uyang dikembangkan melalui peran Wali Songo. Periode kepemimpinan Raden Patah merupakan periode awal berkembangnya Islam di Jawa.

b. Adipati Unus (1518-1521 M)

Pasca meninggalnya Raden Patah pada tahun 1518 M, Kesultanan Demak diambil alih oleh putranya Adipati Unus (1488-1521 M). Keberaniannya dalam perang membuat Adipati Unus mendapatkan gelar Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun 1521, Adipati Unus memimpin penyerbuan ke Malaka yang dikuasai Portugis. Dalam pertempuran tersebut, Adipati Unus gugur dan digantikan oleh Sultan Trenggana, merupakan raja ketiga Kesultanan Demak.

c. Sultan Trenggana (1521-1546)

Kesultanan Demak mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Trenggana. Wilayah Demak meluas hingga ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Pada tahun 1527, dibawah pimpinan Fatahillah, Demak bersama Cirebon mampu mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa diganti menjadi “Jayakarta” yang berarti kemenangan yang sempurna. Pada tahun 1546 Demak melakukan penyerangan ke Penarukan Situbondo, yang dikuasai Kerajaan Blambangan, Sultan Trenggana tewas terbunuh dalam pertempuran ini.

d. Sunan Prawata (1546-1549 M)

Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggana. Pasca terbunuhnya Sultan Trenggana, perpindahan kekuasaan ke anaknya tidak berjalan mulus. Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berusaha untuk menduduki kekuasan Kesultanan Demak dengan mengalahkan Sunan Prawata, putra Sultan Trenggana. Sunan Prawata membunuh Pangeran Surowiyoto yang menyebabkan surutnya dukungan kepada Sunan Prawata. Akibatnya, Sunan Prawata memilih memindahkan pusat kerajaan ke Pati. Masa kekuasaan Sunan Prawata tidak berlangsung lama setelah Arya Penangsang, putra dari Surowiyoto melakukan pembunuhan terhadap Sunan Prawata pada tahun 1549 M.

e. Arya Penangsang (1549-1554 M)

Arya Penangsang menduduki tahta Kerajaan Demak setelah melakukan pembunuhan terhadap Sunan Prawata. Selain itu, ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri / Kalinyamat sebagai penguasa Jepara yang dianggapnya berbahaya bagi kekuasaannya. Hal ini membuat para adipati Demak tidak senang, salah satu diantaranya adalah Hadiwijaya dari Pajang. Kekusaan Demakpun dipindah dari Demak ke Jipang, wilayah kekuasaan Arya Penangsang. Masa pemerintahan Arya Penangsang berakhir pada tahun 1554 setelah Hadiwijaya yang dibantu Ki Ageng Pemanahan, Ki Penjawi dan anaknya Sutawijaya melakukan pemberontakan. Arya Penangsang tewas dan kedudukan Sultan Demak diduduki oleh Hadiwijaya yang memindahkan kekuasannya ke Pajang, menandai berakhirnya Kerajaan Demak.

5. Peninggalan Kerajaan Demak

a. Soko Tatal

Soko Tatal berbentuk tiang penyangga dari Masjid Agung Demak. Selain Soko Tatal juga ada Soko Guru. Soko Guru merupakan tiga buah tiang berdiameter sakitar satu meter untuk menyangga Masjid Agung Demak. Sedangkan Soko Tatal sendiri terbuat dari potongan kayu yang berasal dari kayu siswa pembuatan dari Soko Guru.

b. Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak terletak di Desa Kauman, Kecamatan Demak Kota. Diperkirakan masjid ini didirikan pada tahun 1479 M. Hingga kini Masjid Demak masih kokoh berdiri di pusat kota Demak setelah beberapa renovasi.

c. Pawastren

Pawastren merupakan tempat berwudhu untuk jamaah perempuan. Pawastren memiliki dinding yang sangat indah dengan ukiran berupa motif majapahitan atau dinamakan maksurah.
Makam Kalijaga
Makam Sunan Kalijaga terletak di Desa Kadilangu, Kecamatan Demak. Makam Sunan Kalijaga menjadi situs yang sering didatangi peziarah dari berbagai wilayah tanah air dan menjadi peninggalan Kerajaan Demak.

MATERI AJAR KONSEP KERAJAAN ISLAM Pt 3

KERAJAAN SAMUDRA PASAI

salah satu kerajaan yang tertua yang telah ditemukan di indonesia adalah kerajaan samudra pasai, dikutip dari website acehprov.go.id kerajaan pasai terletak pesisir utara Sumatera di wilayah Aceh tepatnya di dekat Kota Lhokseumawe, berada di Selat Malaka adapun keterangannya sebagai berikut.

1. Letak Geografis

Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan bercorak Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudera Pasai berada di wilayah yang strategis yaitu di pesisir utara Sumatera di wilayah Aceh tepatnya di dekat Kota Lhokseumawe, berada di Selat Malaka yang merupakan wilayah jalur perdagangan rempah – rempah pada masanya. Hal ini menyebabkan Samudera Pasai menjadi salah satu pusat perdagangan di Indonesia.

2. Kehidupan Ekonomi

Pada masa kejayaannya, Samudera Pasai berkembang pesat sebagai bandar transito dan perdagangan internasional. Dengan demikian, Samudera Pasai menggantikan peranan Sriwijaya di wilayah Selat Malaka. Kerajaan Samudera Pasai memiliki pengaruh kuat kepada bandar perdagangan lain seperti di Pidie, Perlak dan lain – lain. Komoditas penjualan di Samudera Pasai diantaranya lada, sutra, kapur, beras dan emas dalam jumlah besar. Samudera Pasai menjalin hubungan perdagangan dengan kerajaan di Arab dan India. Mata uang yang digunakan dalam perdagangan adalah uang emas bernama dirham sebagai mata uang resmi dari kerajaan Samudera Pasai. Selain berkembang sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai pada masa kejayaannya juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.


Peta samudra pasai

3. Kehidupan Politik

Kerajaan Samudera Pasai berdiri pada tahun 1267 M setelah raja Meurah Silu masuk ke agama Islam dan berganti nama menjadi Sultan Malik Al Saleh. Sultan Malik Al Saleh memerintah Samudera Pasai pada tahun 1285 – 1297 M. Pada masa pemerintahannya, Sultan Malik Al Saleh pernah didatangi musafir dari Italia bernama Marcopolo pada tahun 1292. Melalui catatan Marcopolo dapat disimpulkan bahwa raja Samudera Pasai bergelar Sultan.
Kerajaan Samudera Pasai berhasil mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir II (1326-1345).
Silsilah Raja – Raja Samudera Pasai
1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 ± 1345
4. Sultan Malik Az-Zahir (?- 1346)
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (ca. 1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah (1383-1405)
7. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)
8. Sultan Sallah Ad-Din yang memerintah (ca.1402-?)
9. Sultan yang kesembilan yaitu Abu Zaid Malik Az-Zahir (?-1455)
10. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, memerintah (ca.1455-ca. 1477)
11. Sultan Zain Al-‘Abidin, memerintah (ca.1477-ca.1500)
12. Sultan Abdullah Malik Az-Zahir, yang memerintah (ca.1501-1513)
13. Sultan Zain Al’Abidin, yang memerintah tahun 1513-1524

4. Sumber Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Sumber sejarah yang menerangkan keberadaan Kerajaan Samudera Pasai adalah makam raja – raja Pasai di kampung Gedong, Aceh Utara. Makam tersebut berada di Desa Beuringin, dekat reruntuhan pusat kerajaan yang berjarak sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Salah satu makam yang ada di wilayah tersebut diidentifikasi sebagai makam dari Sultan Malik Al Saleh. Pada makam tersebut bertuliskan teks 1360 H yang menandai dimulainya masa perkembangan sastra Melayu klasik di Nusantara.
Catatan Ibnu Batutah yang merupakan utusan dari Sultan Delhi menjelaskan bahwa Samudera Pasai merupakan pelabuhan penting dan istananya diatur seperti gaya India. Selain itu juga disebutkan bahwa patihnya bergelar Amir.

4. Karya Sastra

Sebagai kerajaan besar, Samudera Pasai juga berkembang karya sastra yang baik. Karya sastra yang dikembangkan mengadaptasi bahasa arab yang masuk ke wilayah Sumatera. Inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Salah satu dari karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai. Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Bahasa Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya.
Sejalan dengan berkembangnya karya sastra, berkembang pula ilmu tasawuf. Salah satu buku tasawuf yang diterjemahkan ke bahasa Melayu adalah Durru al-Manzum, karya Maulana Abu Ishak. Kitab ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Makhdum Patakan, atas permintaan dari Sultan Malaka. Informasi di atas menceritakan sekelumit peran yang telah dimainkan oleh Samudera Pasai dalam posisinya sebagai pusat tamadun Islam di Asia Tenggara pada masa itu.

Sumber : https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/kerajaan-samudera-pasai