Rabu, 17 Oktober 2018

HEBATNYA BUMI MANUSIA


Tentang buku ini, eummm saya recommended sekali buat kalian untuk mebacanya, yaaah meskipun memang saya baru akhir-akhir ini suka terhadap novel karena selama ini yang saya senangi hanya film-film bioskop, dalam membaca novel mungkin masih hitungan jari saya membacanya, tak banyak karena saya pada awalnya tak suka berimajinasi melalui buku, melalui film lebih visual dan saya lebih suka itu.
Saya bukan ahli sastra, belum mengerti bagaimana menulis yang baik bahkan mengarang cerita pun saya masih belum mampu, tapi percaya atau tidak buku ini sanggup merubah persepsi saya tentang sebuah novel, karena buku ini saya jadi lebih penasaran tentang cerita-cerita novel, buku ini menambah minatku terhadap dunia sastra indonesia, bahkan saya yang sekarang sedang mengambil jurusan pendidikan sejarah tingkat akhir berfikir “apakah saya perlu kuliah lagi di bidang sastra” karena jujur pada awalnya saya kuliah sejarah itu karena kebutuhan saya sebagai seorang guru, tapi tak ada hubungannya dengan latar belakang saya, mari kita berbicara tentang novel ini dengan kesan-kesan selama saya membaca lembar tiap lembar sampai akhirnya tamat dan membuatku berderai air mata (hahaha lebay).
Berlatar cerita pada abad ke 19 buku ini di awali dengan keterangan seorang tokoh utama bernama minke yang menjelaskan tentang kemajuan umat manusia di zamannya, di awal halaman buku ini saya belum terlalu antusias dalam membacanya terlebih pada waktu itu saya membaca di elf jurusan bandung-garut yang kondisinya tak mendukung mood saya untuk membaca malah membuat kepala pusing dan pengennya tidur.
Dari bahasa awal nya mungkin karena buku ini ditulis sebelum tahun 2000an oleh pengarangnya maka saya pun berprasangka bahwa gaya bahasanya akan sedikit banyak tidak saya mengerti, tapi jutru disanalah ketika setelah bab pertama saya baca dan belum menarik minat saya dalam membaca novel ini akhirnya saya diamkan buku itu sampai beberapa hari, bahkan mungkin minggu karena prasangka awal saya yang udah jelek.
Tapi  di suatu malam yang dingin dan berselimutkan sepi (cieeee) hati ini seolah sepi tak ada yang menemani (efek jomblo mah gini wkwkwk) maka saya melihat buku ini tergeletak tak berdaya di meja tamu saya dan buku itu tergeletak lama sampai akhirnya dia meraung padaku seolah ingin dibaca, maka mulailah saya melanjutkan membaca buku ini.
Saya lanjut bab ke dua, dimulai dari tokoh minke yang katanya selalu membayangkan melalui lukisan seorang ratu belanda yang termat cantik juga rupawan, dia memabayangkan bahwa ratu ini amat sangat didambakan oleh para pria, dan setelah itu kepergog sama sahabatnya Suhrouf (kira kira gituh lah nulis namanya) dia mengejek minke yang selalu berhayal tentang ratu belanda tersebut, akhirnya singkat cerita si suhrof ini menantang minke untuk berbicara dan menyatakan perasaannya kepada gadis yang cantik percampuaran belanda indonesia atau dalam kala lain bisa disebut indo.
Dari sini mulai kesan menarik dapat aku rasakan dalam setiap kata yang ditulis oleh seorang pengarang novel, mulai dari bagaimana watak si gadis cantik bernama annelies yang cantik nan rupawan dan nantinya akan menjadi istri minke, bagaimana kaka annelies yang egois dan memiliki watak rasis tinggi terhadap pribumi bernama Robert Millema, seorang nyai (bisa saya katakan budak/dalam buku ini disebut gundik) yang pemikirannya jauh melampaui anggapan orang – orang pada waktu itu, ia bernama nyai antosoroh dan majikan nyai antosoroh yang orang belanda juga yang mengajarkan nyai berbagai macam ilmu dari mulai membaca dll, namun watak majikannya itu berubah seketika dan menjadi seorang pemabuk dan kacau lah pkona mah, ia bernama Maurits Millema, lalu ada jean dll yang semuanya memiliki karakter yang menarik menurut saya dan dikemas dengan alur cerita yang apik dan sehingga imajinasi ini tak diberi kesempatan untuk bertanya kembali tentang apa yang dituliskan pengarang, semua seolah tergambar jelas seperti film-film bioskop dalam imajinasiku.
Ku baca lembaran demi lembaran buku tersebut mulai dari bagaimana seorang minke bertemu dengan annelies, tentang perjuangan cinta 2 insan dan bagaimana keluarga itu diuji, sampai saya kira cerita itu akan berkahir di saat minke dan analies menikah, namun ternyata tidak, penulis rupanya membuat akhir ceritanya denga amat sangat menyedihkan, bagaimana ternyata keluarga millema yang dibelanda menuntut hak atas harta Millema yang waktu itu diceritakan Millema sudah wafat, berikut juga keluarga Millema menginginkan Annelies untuk kembali ke belanda, dan ini nih yang sedihnya di bagian ini, bayanganku tertuju pada seorang ibu yang telah melahirkannya, mendidiknya dengan susah payah sampai menjadi Annelies yang luar biasa, tapi tidak di akui di hadapan orang-orang belanda dan akhirnya annelies harus dibawa ke belanda meninggalkan ibunya, suaminya dan tempat dimana dia dibesarkan, oh god, saya membayangkan bagaimana ibu itu yakin sakitnya luar biasa, apalagi saya membayangkan seorang minke sebagai seorang suami yang harus kehilangan istrinya, walaaah itu ending yang sayang luar biasa saya terenyuh. (lebay deh)
Tapi dilain hal selain dari alurnya yang menarik, saya mendapatkan gambaran menarik tentang bagaimana kondisi sosial masyarakat pada waktu itu yang saya sendiri tidak menemukannya dalam buku-buku sejarah yang telah saya baca, bagaimana setatus pribumi sebagai penduduk asli pada waktu itu, juga bagaimana belanda bersikap semena mena terlebih dalam membuat keputusan keputusan pemerintahannya, saya tak tau pasti apakah itu memang keadaan asli pada waktu itu, atau agak rekayasa sedikit namun saya rasa kondisi itu masih terasa sampai sekarang, kalau dulu yang adalah seorang pribumi dan penjajah, maka kondisi di zaman sekarang adalah si kaya dan si miskin, atau si miskin dengan si punya jabatan, entahlah, yang pasti buku ini amat sangat menarik, mungkin nanti saya akan membaca seluruh buku-bukunya pramoedya dan nanti saya akan share kembali bagaimana kesan kesan saya dalam membaca setiap buku yang saya baca, terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar