Selasa, 16 Oktober 2018

KELOMPOK 1


KERAJAAN ISLAM SUMATRA

1.      Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak merupakan kerajaan yang pertama kali di Indonesia. Kerajaan Perlak berdiri pada abad ke-3 H (antara tahun 840 sd 1292 Masehi). Dikatakan bahwa pada tahun 173 H, ada sebuah kapal layar berlabuh di Bandar Perlak membawa angkatan dakwah. Dalam rombongan itu di pimpin oleh nahkoda khalifah.
Kerajaan Perlak didirikan oleh Sayid Abdul Aziz (raja pertama Kerajaan Perlak) dengan gelar Sultan Alaidin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah. Pada akhir abad ke 12, di Pantai Timur Sumatera terdapat negara Islam yang bernama Perlak. Tapi nama itu kemudian dijadikan sebutan Peureulak.
Negara Islam ini didirikan oleh para pedagang asing dari Mesir, Persia, Maroko, Gujarat yang menetap di wilayah tersebut. Pendirinya adalah orang Arab dari suku Quraisy. Semenjak awal abad ke 12, pedagang Arab itu menikah dengan putri asli daerah tersebut, keturunan raja Perlak.
Dari perkawinannya dia mendapatkan seorang anak yang bernama Sayid Abdul Aziz. Sayid Abdul Aziz inilah yang menjadi raja pertama negeri Perlak.
Kerajaan ini mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan berdaulat. Pada era pemerintahannya, kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat terutama dalam bidang pendidikan Islam dan perluasan dakwah Islamiah.

2.      Kerajaan Samudar pasai
Kerajaan samudera pasai terletak di Aceh dan di pesisir timur Laut Aceh. Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai belum bisa di pastikan dengan tepat. Dan masih menjadi perdebatan para ahli sejarah.
Malik Al-Saleh adalah raja pertama kerajaan Samudera Pasai, dia juga pendiri kerajaan tersebut. Dalam hikayat raja-raja pasai disebutkan bahwa nama Malik Al-Saleh sebelum menjadi seorang raja adalah merah Sile atau merah Selu. Malik Al-Saleh masuk Islam setelah mendapatkan seruan dakwah dari Syekh Ismail beserta rombongan yang datang dari Makkah.
Samudera Pasai ketika itu adalah pusat belajar agama Islam dan tempat berkumpul para ulama dari berbagai negeri Islam. Untuk berdiskusi berbagai masalah keagamaan dan keduniaan. Selain itu, Sultan Maliku Zhahir juga mengutus para ulama untuk berdakwah ke berbagai wilayah Nusantara.
Kehidupan masyarakat Samudera Pasai diwarnai oleh agama dan kebudayaan Islam. Pemerintahnya bersifat Teokrasi (berdasarkan ajaran Islam) rakyatnya sebagian besar memeluk agama Islam. Raja raja Pasai membina persahabatan dengan Campa, India, Tiongkok, Majapahit dan Malaka.
Selama abad ke-13 sampai awal abad ke-16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota dengan Bandar Pelabuhan yang sangat sibuk. Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan Internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Bukan hanya perdagangan ekspor impor yang maju. Sebagai bandar dagang yang maju, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang sebagai alat pembayaran. Salah satunya yang terbuat dari emas dikenal sebagai uang dirham.

3.      Kerajaan Aceh
Pada awalnya, wilayah Kerajaan Aceh ini hanya mencakup daerah Banda Aceh dan Aceh Besar. Yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Saat Mughayat Syah naik kedudukan menggantikan ayahnya, beliau berhasil memperkuat kekuatan dan mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya. Termasuk menaklukkan kerajaan Pasai.
Kerajaan-kerajaaan kecil yang berada disekitar Aceh juga di taklukan Mughayat Syah. Seperti Kerajaan Peurelak, Pedir, Daya dan Aru. Sejak saat itu kerajaan Aceh lebih dikenal dengan nama Aceh Darussalam.
Puncak kekuasaan kerajaan Aceh terletak pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637 M). Pada masa ini merupakan masa paling cerah bagi Aceh. Dimana kekuasaannya berkembang dan terjadi penyebaran Islam hampir di seluruh Sumatera.
Di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh Darussalam menjadi salah satu pusat pengembangan Islam di Indonesia. Di Aceh dibangun Masjid Baiturrahman, rumah-rumah Ibadah, dan lembaga-lembaga pengkajian Islam. Di Aceh tinggal ulama-ulama tasawuf yang terkenal, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin, Syaikh Nuruddin Ar-Raniri, dan Abdul Rauf As-Sinkili.

4.      Kerajaan minangkabau
Kerajaan Minangkabau juga di kenal dengan sebutan Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan Minangkabau adalah salah satu Kerajaan Melayu yang pernah berdiri. Meliputi Provinsi Sumatra Barat saat ini, dan daerah-daerah di sekitarnya. Kerajaan ini pernah dipimpin oleh Adityawarman sejak tahun 1347. Dan sekitar tahun 1600-an, kerajaan ini menjadi Kesultanan Islam.
Pengaruh Islam di Pagaruyung berkembang kira-kira pada abad ke-16 H. Yaitu melalui para musafir dan guru agama yang singgah atau datang dari Aceh dan Malaka. Salah satu murid ulama Aceh yang terkenal Syaikh Abdurrauf Singkil (Tengku Syiah Kuala).
Syaikh Burhanuddin Ulakan, adalah ulama yang dianggap pertama-tama menyebarkan agama Islam di Pagaruyung. Pada abad ke-17 H, Kerajaan Pagaruyung akhirnya berubah menjadi kesultanan Islam. Raja Islam yang pertama dalam riwayat adat Minangkabau disebutkan bernama Sultan Alif.
Dengan masuknya agama Islam, maka aturan adat yang bertentangan dengan ajaran agama Islam mulai dihilangkan. Dan hal-hal yang pokok dalam adat diganti dengan aturan agama Islam. Pepatah adat Minangkabau yang terkenal adalah Adat Basandi Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah. Yang artinya adat Minangkabau berdasarkan pada agama Islam. Sedangkan agama Islam bersendikan pada Al-Quran dan Hadits.
Pengaruh agama Islam membawa perubahan secara mendasar terhadap adat Minangkabau. Islam juga membawa pengaruh pada sistem pemerintahan kerajaaan Pagaruyung. Hal itu dibuktikan dengan ditambahnya unsur pemerintahan, seperti Tuan Kadi dan beberapa istilah lain yang berhubungan dengan Islam

(Materi ajar untuk siswa kelas x SMK 1 Juli Cikajang ) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar