KERAJAAN ISLAM SUMATRA
1. Kerajaan Perlak
Kerajaan
Perlak merupakan kerajaan yang pertama kali di Indonesia. Kerajaan Perlak
berdiri pada abad ke-3 H (antara tahun 840 sd
1292 Masehi). Dikatakan bahwa pada tahun 173 H, ada sebuah kapal layar
berlabuh di Bandar Perlak membawa angkatan dakwah. Dalam rombongan itu di
pimpin oleh nahkoda khalifah.
Kerajaan
Perlak didirikan oleh Sayid Abdul Aziz (raja pertama Kerajaan Perlak) dengan
gelar Sultan Alaidin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah. Pada akhir abad ke 12, di Pantai
Timur Sumatera terdapat negara Islam yang bernama Perlak. Tapi nama itu
kemudian dijadikan sebutan Peureulak.
Negara
Islam ini didirikan oleh para pedagang asing dari Mesir, Persia, Maroko,
Gujarat yang menetap di wilayah tersebut. Pendirinya adalah orang Arab dari
suku Quraisy. Semenjak awal abad ke 12, pedagang Arab itu menikah dengan putri
asli daerah tersebut, keturunan raja Perlak.
Dari
perkawinannya dia mendapatkan seorang anak yang bernama Sayid Abdul Aziz. Sayid
Abdul Aziz inilah yang menjadi raja pertama negeri Perlak.
Kerajaan
ini mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Makhdum Alaidin Malik
Muhammad Amin Syah II Johan berdaulat. Pada era pemerintahannya, kerajaan
Perlak mengalami kemajuan pesat terutama dalam bidang pendidikan Islam dan
perluasan dakwah Islamiah.
2. Kerajaan Samudar pasai
Kerajaan
samudera pasai terletak di Aceh dan di pesisir timur Laut Aceh. Berdirinya
Kerajaan Samudera Pasai belum bisa di pastikan dengan tepat. Dan masih menjadi
perdebatan para ahli sejarah.
Malik
Al-Saleh adalah raja pertama kerajaan Samudera Pasai, dia juga pendiri kerajaan
tersebut. Dalam hikayat raja-raja pasai disebutkan bahwa nama Malik Al-Saleh
sebelum menjadi seorang raja adalah merah Sile atau merah Selu. Malik Al-Saleh
masuk Islam setelah mendapatkan seruan dakwah dari Syekh Ismail beserta
rombongan yang datang dari Makkah.
Samudera
Pasai ketika itu adalah pusat belajar agama Islam dan tempat berkumpul para
ulama dari berbagai negeri Islam. Untuk berdiskusi berbagai masalah keagamaan
dan keduniaan. Selain itu, Sultan Maliku Zhahir juga mengutus para ulama untuk
berdakwah ke berbagai wilayah Nusantara.
Kehidupan
masyarakat Samudera Pasai diwarnai oleh agama dan kebudayaan Islam.
Pemerintahnya bersifat Teokrasi (berdasarkan ajaran Islam) rakyatnya sebagian
besar memeluk agama Islam. Raja raja Pasai membina persahabatan dengan Campa,
India, Tiongkok, Majapahit dan Malaka.
Selama
abad ke-13 sampai awal abad ke-16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu
kota dengan Bandar Pelabuhan yang sangat sibuk. Samudera Pasai menjadi pusat
perdagangan Internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor
utama.
Bukan
hanya perdagangan ekspor impor yang maju. Sebagai bandar dagang yang maju,
Samudera Pasai mengeluarkan mata uang sebagai alat pembayaran. Salah satunya
yang terbuat dari emas dikenal sebagai uang dirham.
3. Kerajaan Aceh
Pada
awalnya, wilayah Kerajaan Aceh ini hanya mencakup daerah Banda Aceh dan Aceh
Besar. Yang dipimpin oleh ayah Ali Mughayat Syah. Saat Mughayat Syah naik
kedudukan menggantikan ayahnya, beliau berhasil memperkuat kekuatan dan
mempersatukan wilayah Aceh dalam kekuasaannya. Termasuk menaklukkan kerajaan
Pasai.
Kerajaan-kerajaaan
kecil yang berada disekitar Aceh juga di taklukan Mughayat Syah. Seperti
Kerajaan Peurelak, Pedir, Daya dan Aru. Sejak saat itu kerajaan Aceh lebih
dikenal dengan nama Aceh Darussalam.
Puncak
kekuasaan kerajaan Aceh terletak pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1608-1637 M). Pada masa ini merupakan masa paling cerah bagi Aceh. Dimana
kekuasaannya berkembang dan terjadi penyebaran Islam hampir di seluruh
Sumatera.
Di
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh Darussalam menjadi salah satu
pusat pengembangan Islam di Indonesia. Di Aceh dibangun Masjid Baiturrahman,
rumah-rumah Ibadah, dan lembaga-lembaga pengkajian Islam. Di Aceh tinggal
ulama-ulama tasawuf yang terkenal, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin, Syaikh
Nuruddin Ar-Raniri, dan Abdul Rauf As-Sinkili.
4.
Kerajaan minangkabau
Kerajaan
Minangkabau juga di kenal dengan sebutan Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan
Minangkabau adalah salah satu Kerajaan Melayu yang pernah berdiri. Meliputi
Provinsi Sumatra Barat saat ini, dan daerah-daerah di sekitarnya. Kerajaan ini
pernah dipimpin oleh Adityawarman sejak tahun 1347. Dan sekitar tahun 1600-an,
kerajaan ini menjadi Kesultanan Islam.
Pengaruh
Islam di Pagaruyung berkembang kira-kira pada abad ke-16 H. Yaitu melalui para
musafir dan guru agama yang singgah atau datang dari Aceh dan Malaka. Salah
satu murid ulama Aceh yang terkenal Syaikh Abdurrauf Singkil (Tengku Syiah
Kuala).
Syaikh
Burhanuddin Ulakan, adalah ulama yang dianggap pertama-tama menyebarkan agama
Islam di Pagaruyung. Pada abad ke-17 H, Kerajaan Pagaruyung akhirnya berubah
menjadi kesultanan Islam. Raja Islam yang pertama dalam riwayat adat
Minangkabau disebutkan bernama Sultan Alif.
Dengan
masuknya agama Islam, maka aturan adat yang bertentangan dengan ajaran agama
Islam mulai dihilangkan. Dan hal-hal yang pokok dalam adat diganti dengan
aturan agama Islam. Pepatah adat Minangkabau yang terkenal adalah Adat Basandi
Syarak dan Syarak Basandi Kitabullah. Yang artinya adat Minangkabau berdasarkan
pada agama Islam. Sedangkan agama Islam bersendikan pada Al-Quran dan Hadits.
Pengaruh
agama Islam membawa perubahan secara mendasar terhadap adat Minangkabau. Islam
juga membawa pengaruh pada sistem pemerintahan kerajaaan Pagaruyung. Hal itu
dibuktikan dengan ditambahnya unsur pemerintahan, seperti Tuan Kadi dan
beberapa istilah lain yang berhubungan dengan Islam
(Materi ajar untuk siswa kelas x SMK 1 Juli Cikajang )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar